Fakultas Vokasi Institut Teknologi Padang
(ITP) menggelar diskusi terbuka melalui Forum Group Discussion (FGD) yang
melibatkan alumni, mitra DUDIKA, dan asosiasi industri via daring pada Sabtu
(12/10). Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan masukan mengenai kualitas
lulusan serta kesiapan mereka menghadapi tantangan dunia kerja. FGD berlangsung
dengan sukses, dihadiri oleh para pemangku kepentingan.
Dekan Fakultas Vokasi ITP, Mulyati, M.T.,
memimpin jalannya acara yang dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk
Ketua Prodi D4 Teknologi Rekayasa Instalasi Listrik, Asnal Effendi, S.T., M.T,
IPM, ASEAN. Eng, Ketua Prodi Teknologi Rekayasa Konstruksi Bangunan Gedung ITP,
Misbah, M.T, serta Ketua Prodi D3 Teknik Mesin ITP, Ismet Eka Putra, S.T., M.T.
Mereka aktif berbagi pandangan dan memberikan masukan konstruktif.
Salah satu topik utama dalam FGD adalah
pentingnya memperkuat program magang selama 6 bulan untuk menciptakan lulusan
yang lebih siap kerja. DUDIKA dan asosiasi berharap agar kerjasama antara ITP
dan industri dapat lebih optimal, dengan alumni yang memiliki sertifikat
keahlian untuk mempermudah mereka memasuki dunia profesional. Ini menjadi
langkah penting untuk mempersiapkan tenaga kerja yang kompeten.
Para peserta FGD juga menyepakati bahwa
kualitas keahlian gambar teknik harus terus ditingkatkan. Selain itu,
penguasaan software yang relevan dengan bidang teknik juga menjadi prioritas
agar lulusan dapat bersaing di industri yang semakin maju. Penguasaan teknologi
dan perangkat lunak terbaru menjadi hal krusial di era digital ini.
Kemampuan berbahasa, khususnya bahasa
Inggris, juga menjadi sorotan penting dalam diskusi tersebut. Para mitra DUDIKA
dan asosiasi menilai bahwa kemampuan berbahasa asing, terutama Inggris, sangat
penting untuk meningkatkan daya saing lulusan di pasar global. Keahlian ini
dianggap sebagai modal utama untuk menghadapi tantangan dunia kerja.
Tidak hanya itu, kemampuan public
speaking juga dianggap penting untuk menunjang kemampuan komunikasi lulusan.
Para peserta FGD berpendapat bahwa kemampuan berbicara di depan umum menjadi
keterampilan yang wajib dimiliki oleh lulusan vokasi, agar mereka lebih percaya
diri dalam berinteraksi dengan berbagai pihak di dunia profesional.
Selain itu, kerjasama antara ITP dengan
DUDIKA dan asosiasi industri diharapkan dapat membuka lebih banyak peluang bagi
mahasiswa untuk memperoleh sertifikat keahlian yang akan mendukung mereka dalam
mencari pekerjaan. Sertifikat ini diharapkan dapat menjadi bukti konkret
kemampuan para lulusan di bidangnya masing-masing.
Fakultas Vokasi ITP terus berkomitmen
untuk meningkatkan kualitas pendidikan vokasi yang tidak hanya mengutamakan
teori, tetapi juga memperhatikan kebutuhan industri. Dengan masukan dari alumni,
DUDIKA, dan asosiasi, diharapkan ITP dapat menghasilkan lulusan yang siap
menghadapi tantangan dunia kerja dan berperan aktif dalam pembangunan industri
di Indonesia.
Created By Widia/Humas
...
Program Studi Teknik Sipil Institut
Teknologi Padang (ITP) menggelar kegiatan kunjungan lapangan yang memberikan
pengalaman langsung bagi mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu teknik sipil di
lapangan pada Rabu (16/10). Kunjungan kali ini berfokus pada proyek penanganan
darurat bencana alam di ruas jalan Padang Panjang - Sicincin dan proyek
pembangunan Hotel Valmont di Bukittinggi.
Sebanyak 50 mahasiswa Prodi Teknik Sipil ITP
, didampingi oleh Ketua Program Studi Teknik Sipil Sarjana, Ir. Leli Honesti,
Ph.D, bersama salah satu dosen, Dr. Eng. Ir. M. Ridwan, M.T., IPM berangkat
menuju lokasi proyek. Kunjungan ini bertujuan untuk memperkenalkan mahasiswa
pada berbagai teknik dan inovasi dalam dunia konstruksi yang terkait langsung
dengan penanganan bencana dan pembangunan infrastruktur.
Kegiatan dimulai di proyek penanganan
bencana alam pada ruas jalan Padang Panjang - Sicincin. Teknik yang digunakan
dalam proyek ini adalah Soldier Pile, yang berfungsi untuk memperkuat struktur
tanah agar lebih stabil dan mengurangi risiko longsor.
Dalam kesempatan ini, mahasiswa juga
berkesempatan berdialog langsung dengan perwakilan dari pihak Hutama Karya. Tim
Hutama Karya menjelaskan secara detail mengenai teknik-teknik konstruksi yang
digunakan dalam menangani bencana alam, serta bagaimana inovasi dalam dunia
teknik sipil dapat mengurangi dampak bencana yang kerap terjadi di wilayah
pegunungan.
Selanjutnya, mahasiswa beralih ke lokasi
proyek kedua, yaitu pembangunan Hotel Valmont di Jalan Sudirman, Bukittinggi,
yang kini sedang dalam tahap pekerjaan pondasi struktur bawah. Pembangunan
hotel ini merupakan proyek besar yang melibatkan berbagai teknik dan inovasi
dalam konstruksi.
Mahasiswa mendapatkan penjelasan mengenai
tahapan pembangunan yang sedang berlangsung. Mulai dari perencanaan hingga
implementasi teknis untuk memastikan kestabilan struktur dan kualitas bangunan
yang akan berdiri megah tersebut.
Ir. Leli Honesti, Ph.D, selaku Ketua
Prodi Teknik Sipil, menyampaikan kegiatan lapangan seperti ini sangat penting
bagi mahasiswa, untuk memberi mereka gambaran langsung tentang bagaimana teori
yang dipelajari di bangku kuliah diterapkan dalam situasi nyata.
Di akhir kunjungan, mahasiswa diberikan
kesempatan untuk berdiskusi dan mengajukan pertanyaan kepada pihak pengelola
proyek dan dosen yang mendampingi. Banyak di antara mahasiswa yang merasa
senang dan terinspirasi setelah mendapatkan penjelasan langsung dari para ahli
di bidangnya.
Secara keseluruhan, kunjungan lapangan
ini bukan hanya memberikan pengetahuan tambahan bagi mahasiswa, tetapi juga
menjadi langkah penting dalam membentuk generasi insinyur yang mampu
beradaptasi dengan tantangan zaman dan berkontribusi pada pembangunan
infrastruktur yang berkualitas di Indonesia.
Created By Widia/Humas ...
Institut Teknologi Padang (ITP)
kembali memperkuat sinergi akademik dan industri melalui kunjungan industri
mahasiswa, Program Studi Teknologi Rekayasa Instalasi Listrik (TRIL) ITP ke PT. PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Ombilin yang
digelar pada Kamis (10/10). Kunjungan ini menjadi momentum berharga bagi para
mahasiswa untuk mendalami dunia kerja yang sesungguhnya, terutama dalam sektor
pembangkitan energi.
Dalam kunjungan tersebut, delegasi Prodi
TRIL ITP yang terdiri dari 28 mahasiswa didampingi oleh dosen Prodi TRIL ITP, Ir.
Antonov, S.T, M.T, IPM disambut hangat oleh Edison Hasmadi, Asisten
Manager Operasi PT. PLN Indonesia Power UBP Ombilin dan tim.
Kunjungan tersebut dibuka dengan sebuah sesi
sosialisasi yang diadakan di ruang rapat PT. PLN Indonesia Power UBP Ombilin.
Sosialisasi ini mengupas lebih dalam tentang operasional dan fungsi UBP Ombilin
sebagai salah satu unit pembangkitan tenaga listrik andalan di Indonesia.
Dalam sambutannya, Edison menyampaikan
rasa bangga atas kehadiran mahasiswa ITP dan menegaskan pentingnya sinergi
antara dunia akademik dan industri, terutama dalam mempersiapkan generasi muda
yang kompeten di bidang teknologi pembangkitan listrik.
“Kami berharap kunjungan ini memberikan
wawasan praktis kepada mahasiswa serta menjadi jembatan antara teori yang
dipelajari di kampus dan praktik di lapangan, khususnya di bidang pembangkitan
tenaga listrik. Sehingga, mahasiswa dapat lebih memahami tantangan dan
peluang di sektor energi ,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Ir. Antonov juga
memberikan sambutan singkat, mengapresiasi pihak UBP Ombilin yang telah
membuka pintu bagi mahasiswa ITP untuk belajar langsung di salah satu pusat
pembangkit listrik tenaga uap terbesar di Sumatera Barat. Ia juga berharap,
dengan kunjungan ini, mahasiswa mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam
tentang proses-proses teknis yang terlibat dalam pembangkitan listrik dan
operasional UBP Ombilin secara keseluruhan.
Setelah sambutan, kegiatan dilanjutkan dengan penyerahan plakat sebagai bentuk apresiasi dan simbol kerja sama yang baik antara ITP dan PT. PLN Indonesia Power UBP Ombilin. Ini bukan hanya sekadar simbolis, tetapi juga mencerminkan komitmen ITP untuk terus membangun hubungan yang kuat dengan industri guna memperkaya pengetahuan mahasiswa di bidang energi dan teknologi.
Selanjutnya, para mahasiswa dan dosen
pengampu langsung dipandu oleh tim ahli dari PT. PLN Indonesia Power UBP
Ombilin. Para peserta diajak mengunjungi berbagai fasilitas dan instalasi yang
ada di PT. PLN Indonesia Power UBP Ombilin, mulai dari proses pembakaran batu bara,
pengolahan energi listrik, hingga proses pembangkitan listrik.
Dalam kunjungan ini, para peserta juga
diberikan penjelasan detail mengenai teknologi dan mesin yang digunakan PT. PLN
Indonesia Power UBP Ombilin. Bagi mahasiswa TRIL ITP kesempatan ini sangat
bermanfaat, mereka tidak hanya mempelajari teori di dalam kelas, tetapi juga
menyaksikan secara langsung bagaimana teknologi yang mereka pelajari diterapkan
dalam skala industri besar.
Selain itu, kunjungan ini membuka wawasan
baru tentang tantangan teknis dan operasional yang dihadapi oleh pembangkit
listrik, serta betapa pentingnya peran insinyur dalam menjaga kelangsungan
energi. Kegiatan ini tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan praktis
kepada mahasiswa, tetapi juga membuka peluang kerjasama lebih lanjut antara
pihak akademisi dan industri.Kegiatan kunjungan ini diakhiri dengan
sesi diskusi interaktif antara mahasiswa dan tim ahli UBP Ombilin. Mereka
berbagi wawasan mengenai berbagai teknologi terbaru yang digunakan di industri
pembangkitan listrik, serta tantangan yang dihadapi dalam menjalankan
operasional yang efisien dan ramah lingkungan.
Dengan berakhirnya kunjungan ini,
diharapkan mahasiswa TRIL ITP semakin termotivasi untuk terus belajar dan
berinovasi di bidang teknologi infrastruktur dan lingkungan. Kunjungan industri
seperti ini menjadi salah satu langkah strategis ITP dalam menciptakan lulusan
yang siap terjun ke dunia kerja, berbekal pengetahuan yang relevan dan
pengalaman praktis langsung dari industri.
Created By Widia/Humas
...
Salah
satu pendekatan yang digunakan untuk mewadahi pendidikan Abad 21 adalah pendidikan
berbasis luaran atau dikenal sebagai Outcome Based Education (OBE). Oleh karena itu, Institut Teknologi Padang (ITP) telah
secara berkelanjutan mengerahkan seluruh sumber daya untuk mendukung realisasi
OBE di seluruh level komponen pendidikannya.
Salah satu wujud nyata untuk mendukung implementasi kurikulum
OBE di lingkungan akademisnya, Fakultas Teknik ITP mengadakan Workshop "Sistem dan Instrumen Assessment Kurikulum
OBE" pada Rabu (09/10). Acara ini menghadirkan narasumber utama, Ir.
Jonrinaldi, S.T., M.T., Ph.D., IPU, ASEAN Eng, ESLog, seorang pakar kurikulum
OBE yang juga merupakan anggota Tim Kurikulum Inti BKSTI Pusat.
Bertempat di Aula Gedung D Kampus I ITP, Workshop
ini menjadi bagian dari rangkaian panjang upaya ITP, dalam membangun kurikulum
yang berfokus pada capaian pembelajaran dan kesiapan lulusan menghadapi dunia
kerja.
Workshop yang dipandu oleh Angelalia
Roza, M. Eng.Sc, diawali dengan pembukaan oleh sekretaris kegiatan Workshop,
Nelvidawati, M.T. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya penerapan
kurikulum OBE yang menitikberatkan pada hasil akhir proses pembelajaran, yaitu
penguasaan kompetensi mahasiswa.
“Melalui workshop ini, harapannya kita
dapat memperbaiki proses pembelajaran agar lebih efektif dan berkelanjutan,
sehingga lulusan ITP memiliki kompetensi yang relevan dengan kebutuhan
industri,” ujar beliau.Dekan Fakultas Teknik, Prof. Dr. Ir.
Maidiawati, S.T, M. Eng, IPM, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada
Jonrinaldi atas kesediaannya menjadi narasumber. Prof. Maidiawati menekankan
bahwa workshop ini merupakan lanjutan dari rangkaian kegiatan penyusunan
kurikulum berbasis OBE yang telah dimulai sejak tahun 2023.
“Tahun lalu kita memperkenalkan kurikulum
OBE kepada seluruh program studi. Tahun ini, fokus kita adalah menyusun sistem
dan instrumen yang dibutuhkan untuk mengevaluasi kurikulum, serta memastikan
bahwa CPMK (Capaian Pembelajaran Mata Kuliah), CPL (Capaian Pembelajaran
Lulusan), dan profil lulusan telah selaras dengan parameter akreditasi,”
tambahnya.
Ir. Jonrinaldi dalam materinya menyoroti
pentingnya sistem dan instrumen penilaian dalam kurikulum OBE. Beliau
menjelaskan bagaimana penetapan profil lulusan, capaian pembelajaran lulusan
(CPL), dan peta distribusi bahan kajian harus selaras dengan visi dan misi ITP.
“Untuk evaluasi yang
tepat, kita harus memiliki instrumen yang jelas dalam mengukur apakah kurikulum
sudah berjalan sesuai rencana. Aspek seperti CPMK (Capaian Pembelajaran Mata
Kuliah) dan CPL sangat penting untuk diperhatikan,” ujar Jonrinaldi.
Beliau juga membahas pentingnya penyusunan kurikulum yang sesuai dengan panduan terbaru Dikti tahun 2024. Dalam reviewnya, ia mencatat bahwa beberapa prodi perlu menyesuaikan struktur dokumen kurikulumnya dengan tambahan poin terkait masa tempuh dan tata cara penerimaan mahasiswa baru."Profil lulusan
harus lebih jelas menggambarkan peran lulusan di dunia kerja, dengan
menggunakan kata-kata seperti berkontribusi, memimpin, atau menerapkan, bukan
hanya mampu," jelasnya.
Salah satu fokus penting dari workshop
ini adalah pemetaan antara bahan kajian dengan CPL. Ir. Jonrinaldi menekankan
bahwa setiap program studi perlu memastikan bahwa mata kuliah yang disusun
mencerminkan capaian yang diharapkan dari mahasiswa.
Tim kurikulum dari berbagai program studi
di ITP, serta tim dari Biro Layanan Terpadu (BLT), Biro Administrasi Akademik
dan Kemahasiswaan (BAAK), dan BITKom saling bertukar ide dan strategi,
serta mendapatkan masukan langsung dari narasumber mengenai implementasi sistem
penilaian yang efektif.
Workshop ini diakhiri dengan target
konkret untuk menyelesaikan penyusunan sistem dan instrumen kurikulum OBE di
ITP pada tahun ini. Prof. Maidiawati berharap bahwa tahun depan ITP sudah
memiliki regulasi yang lebih jelas terkait pembelajaran berbasis OBE, sehingga
seluruh program studi dapat bergerak bersama dalam mencapai standar akreditasi
yang lebih tinggi.
Dengan selesainya workshop ini, Fakultas
Teknik ITP semakin mantap melangkah menuju transformasi kurikulum yang berfokus
pada hasil akhir pembelajaran. Harapannya, lulusan ITP tidak hanya memiliki
kemampuan teknis yang mumpuni, tetapi juga memiliki keterampilan kritis dan
inovatif yang dibutuhkan dalam dunia industri yang terus berkembang.
Created By Widia/Humas ...
Di era digital yang semakin maju, dunia
konstruksi juga dituntut untuk beradaptasi dengan inovasi teknologi terkini.
Dalam rangka menjawab tantangan ini, Institut Teknologi Padang (ITP) menggelar
seminar dan pelatihan Building Information Modelling (BIM) dengan tema
"Bersiap Menyambut Digitalisasi Dunia Konstruksi". Acara yang
berlangsung pada Rabu (02/10) di Aula Gedung D Kampus I ITP ini dimoderatori
oleh Anggun Pratiwi JF, M.T, dan dihadiri oleh para akademisi dan praktisi dari
industri konstruksi.
Dalam seminar tersebut, Benny Hidayat,
S.T., M.T., Ph.D, yang merupakan dosen Teknik Sipil Universitas Andalas membuka
seminar dengan membahas konsep dasar BIM. BIM adalah representasi digital dari
karakter fisik dan fungsional suatu bangunan, yang mencakup semua informasi
mengenai elemen-elemen bangunan.
Beliau
menjelaskan Teknologi BIM digunakan sebagai sebagai dasar pengambilan keputusan dalam perencanaan,
pelaksanaan konstruksi, serta pemeliharaan dan pembongkaran bangunan. Produk
BIM dimanfaatkan untuk membentuk aset digital yang merupakan suatu
kembaran dari kondisi fisik sesungguhnya, atau yang sering disebut sebagai digital twin dimana dapat menggambarkan
kondisi fisik bangunan secara akurat.
Lebih lanjut, Benny menguraikan berbagai
manfaat yang yang ditawarkan dengan menerapkan Teknologi BIM dalam dunia
konstruksi. Menurutnya penggunaan BIM dapat menghilangkan pekerjaan yang
berulang, mengurangi biaya yang tidak perlu, dan mitigasi risiko dalam proyek.
Selain itu,
melibatkan rantai pasokan material lebih awal dalam proses dapat meningkatkan
profitabilitas dan produktivitas proyek. Ia juga menekankan bahwa akurasi data
yang lebih tinggi menjadi salah satu keunggulan utama dari penerapan BIM.
Seminar ini juga menghadirkan Adi Malik
Nugroho, S.T., selaku BIM Koordinator PT. Wijaya Karya. Dalam pemaparannya, Adi
memberikan wawasan mengenai prosedur pengaplikasiian Teknologi BIM yang
diterapkan di proyek-proyek WIKA. Ia menjelaskan bagaimana BIM telah mengubah
cara kerja tim di lapangan dan mengoptimalkan proses konstruksi.
"Kami berkomitmen untuk menerapkan
prosedur BIM di setiap proyek yang kami jalankan. Hal ini tidak hanya
mempermudah koordinasi tim, tetapi juga meningkatkan efisiensi dalam
pelaksanaan proyek," ungkap Adi.
Sebagai penutup, Andra Yusfa Ananda,
S.T., BIM Expert dari PT. Wijaya Karya, memberikan gambaran nyata tentang
pelaksanaan proyek BIM di perusahaan tersebut. Ia menjelaskan berbagai
tantangan yang dihadapi dan bagaimana solusi berbasis BIM dapat membantu
menyelesaikan masalah di lapangan.
"Dengan
menggunakan BIM, kami mampu mengoptimalkan proses konstruksi dan meningkatkan
efisiensi, sehingga memberikan nilai tambah bagi klien dan stakeholder
lainnya," ujarnya.
Seminar ini diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi mahasiswa di bidang konstruksi untuk lebih memahami dan mengimplementasikan teknologi BIM. Dengan pengetahuan yang
tepat, diharapkan generasi insinyur masa depan akan lebih siap untuk berkontribusi dalam digitalisasi industri konstruksi di Indonesia.
Melalui sinergi antara akademisi dan praktisi,
diharapkan seminar ini bisa memacu inovasi memperkuat kualitas pendidikan di
bidang teknik sipil, dan juga menginspirasi kolaborasi yang lebih erat dalam
memajukan sektor konstruksi. Harapannya seminar ini menjadi langkah strategis
dalam menciptakan lulusan yang kompeten dan siap bersaing di era digital.
Created By Widia/Humas ...