Prestasi
membanggakan kembali ditorehkan Institut Teknologi Padang (ITP), Tim mahasiswa
dari Program Studi Teknik Mesin berhasil lolos pendanaan Program Kreativitas
Mahasiswa (PKM) 2025 untuk skema Riset Eksakta (PKM-RE). Karya berjudul “Brina:
Analisis Biobriket Non Adhesive dari Pemanfaatan Limbah Serat TKKS dan Cangkang
Sawit sebagai Sumber Energi Terbarukan” , ini tak hanya relevan secara
ilmiah, tapi juga menyentuh isu strategis global terkait energi terbarukan.
Dibimbing
langsung oleh Dr. Ir. Nofriady Handra, tim ini mendapat pendanaan senilai
Rp7.080.000. Tim yang diberi nama Brina ini diketuai oleh Decky
Seprianto, dengan anggota Abdul Jalil, Reyvo Maizaqi, dan Fajar Ihsanul Riski.
Mereka menjadi satu-satunya tim dari ITP yang berhasil menembus ketatnya
seleksi nasional dari ribuan proposal yang masuk ke Kemendikti Saintek
Dalam
wawancara dengan Decky, ia menuturkan bahwa ide riset berangkat dari
ketertarikannya pada energi terbarukan saat terlibat dalam riset bersama dosen
pembimbing. “Kami ingin mengatasi krisis iklim dengan memanfaatkan limbah sawit
menjadi energi alternatif. Riset ini lahir sebagai bentuk tanggung jawab kami
terhadap lingkungan,” ungkapnya. Judul Brina sendiri merupakan akronim
yang merepresentasikan visi mereka tentang energi hijau yang efisien.
Sementara
itu, Abdul Jalil menjelaskan bahwa Ibahwa limbah kelapa sawit memiliki
karakteristik fisik dan kimia yang sangat cocok untuk dijadikan bahan baku
biobriket. “Banyak limbah sawit dibuang begitu saja, padahal ini bisa didaur
ulang menjadi energi bersih. Kami ingin mengubah masalah jadi solusi,” katanya.
Upaya ini juga sejalan dengan visi global tentang green energy serta target
pengurangan emisi karbon dari sektor industri berbasis biomassa lokal.
Reyvo
memaparkan bahwa riset ini tergolong baru dan belum banyak dikembangkan
sebelumnya. “Kami sedang dalam tahap awal pengujian. Tantangannya ada pada
proses formulasi dan efisiensi pembakaran tanpa bahan perekat,” katanya.
Tantangan lain datang dari pembagian waktu antara riset, kuliah, dan persiapan
laporan. Namun dengan manajemen tim yang baik, semua bisa teratasi secara
kolektif dan terstruktur.
Pembagian
tugas dalam tim menjadi salah satu kekuatan utama. Decky memegang kendali
koordinasi dan pelaporan, Jalil bertugas sebagai sekretaris, Reyvo mencatat
logbook dan keuangan, dan Fajar bertanggung jawab untuk konten serta
dokumentasi. “Dengan pembagian peran yang jelas, riset berjalan lebih rapi dan
terukur,” ujar Fajar.
Kabar
kelolosan menjadi momen yang tak terlupakan. Decky menyebut ini sebagai
pengalaman yang sangat membanggakan. “Menjadi satu-satunya tim ITP yang lolos
dari 1.590 proposal se-Indonesia adalah kehormatan. Tapi ini juga jadi tanggung
jawab untuk membawa nama kampus lebih tinggi,” tegasnya. Kini, mereka sedang
menyusun strategi untuk mencapai target berikutnya yakni lolos ke PIMNAS.
Decky
menutup dengan pesan inspiratif. “PKM ini bukan sekadar soal angka dan data,
tapi soal dampak. Kami ingin solusi yang kami tawarkan benar-benar bisa
menjawab kebutuhan masyarakat dan menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain,”
ungkapnya. Bagi ITP, kehadiran tim Brina menjadi bukti bahwa kampus
teknik ini mampu mencetak inovator muda yang siap memberi solusi berkelanjutan
untuk Indonesia.
Created
By Widia/Humas
...
Semangat
juang mahasiswa Institut Teknologi Padang (ITP) kembali membuahkan hasil
membanggakan. Satria Zaky, mahasiswa Teknik Sipil ITP, berhasil menyabet Juara
1 Pencak Silat dalam ajang bergengsi Direktur PNP Cup se-Sumatera. Prestasi ini
disambut bangga oleh sivitas akademika ITP, sebagai bukti nyata mahasiswa ITP
mampu bersaing dan unggul, baik di bidang akademik maupun non-akademik.
Saat
diwawancarai seusai pertandingan, Zaky tak bisa menyembunyikan rasa syukurnya.
Bagi Zaky, olahraga bukan sekadar hobi, melainkan panggilan jiwa yang telah
tumbuh sejak kecil, kecintaannya pada bela diri tumbuh dari lingkungan yang
mendukung dan minat pribadi yang kuat.
“Alhamdulillah,
ini pencapaian yang sangat besar bagi saya pribadi. Bisa membawa nama ITP di
level regional adalah kebanggaan tersendiri,” ujar mahasiswa yang telah
menekuni dunia pencak silat sejak Tahun 2021 ini.
Namun
di balik prestasi, perjuangan Zaky tidaklah mudah. Tantangan terbesar yang ia
hadapi justru datang dari bagaimana ia mengatur waktu antara kuliah dan
latihan. “Manajemen waktu itu yang paling sulit. Kadang harus rela latihan di
sela-sela kesibukan akademik,” ujarnya.
Menurut
Zaky, tantangan ini justru membentuk mental juara dan kedisiplinan dalam
hidupnya, konsistensi inilah yang ia sebut sebagai kunci. Ia menegaskan bahwa
menjaga ritme latihan tanpa mengabaikan tanggung jawab kuliah menjadi tantangan
utama yang justru melatih kedewasaan dan kedisiplinannya.
Zaky
pun mengungkapkan bahwa peran ITP sangat besar dalam perjalanan prestasinya.
Dukungan tidak hanya hadir secara moral, tetapi juga material. Ia juga
menambahkan bahwa atmosfer kompetitif namun sehat di kampus membuatnya terus
terpacu untuk berkembang. Menurut Zaky, lingkungan kampus yang menghargai
prestasi di luar akademik adalah motivasi besar baginya untuk terus
berkontribusi membawa nama ITP ke kancah lebih luas.
Baginya,
gelar juara bukanlah akhir, melainkan awal dari tantangan berikutnya. Ia
ingin prestasinya tak hanya jadi kebanggaan pribadi, tapi juga inspirasi bagi mahasiswa
lain. Zaky percaya bahwa setiap mahasiswa punya potensi besar di bidang
masing-masing, tinggal bagaimana mereka mengasah dan berani menunjukkan
kemampuan yang dimiliki dengan percaya diri dan tekad kuat.
“Saya
sangat bangga, tapi ini bukan titik akhir. Harus tetap rendah hati, terus
melatih diri, dan menargetkan jenjang lebih tinggi seperti Pomnas,” tegasnya.
Ia ingin menjadikan pencapaian ini sebagai pemicu untuk melangkah lebih jauh
lagi ke level yang lebih tinggi.
Zaky
juga mengungkapkan alasannya memilih ITP. “Awalnya tahu ITP dari media sosial.
Saya lihat kampus ini apresiatif terhadap mahasiswa berprestasi,” ujarnya. Ia
bahkan pernah bermimpi tampil di spanduk kampus sebagai mahasiswa inspiratif,
mimpi yang kini menjadi nyata berkat kerja keras dan konsistensinya.
Kepala
Biro Kemahasiswaan dan Pusat Karir ITP, Nelvidawati, M.T. menyampaikan rasa
bangga atas pencapaian Zaky. “Kami selalu mendukung penuh seluruh potensi
mahasiswa, baik akademik maupun non-akademik,” ujarnya. Dukungan tersebut
diberikan melalui pembiayaan kompetisi, pembinaan, hingga membuka akses ke
berbagai ajang minat dan bakat.
Zaky
menutup wawancara dengan pesan untuk teman-teman mahasiswa ITP lainnya. “Jalani
hobi dan kuliah secara seimbang. Jangan takut menonjolkan potensi. Konsisten
dan percaya diri adalah kunci,” katanya. Prestasi Zaky menjadi bukti bahwa ITP
adalah rumah bagi calon engineer yang juga berjiwa juara.
Created
By Widia/Humas
...
Dalam
upaya memperkuat jejaring kemitraan strategis antara dunia pendidikan tinggi
dan pelatihan vokasi, Institut Teknologi Padang (ITP) melaksanakan kunjungan
resmi ke Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Padang, Kamis
(20/6/2025). Dipimpin oleh Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Marketing, Firmansyah
David, S.T., M.Eng., Ph.D., tim ITP disambut hangat oleh Ketua BPVP Padang,
Muhammad Yasir, S.Si., M.Si.
Pertemuan
ini menjadi momentum penting untuk membahas pengembangan pelatihan berbasis
teknologi dan kebutuhan industri, seperti smart farming, smart tourism, hingga green
job yang relevan dengan arah pembangunan berkelanjutan Indonesia. Pertemuan ini
menjadi titik temu penting antara dunia pendidikan tinggi dan pelatihan vokasi,
dengan orientasi pada penciptaan ekosistem pembelajaran berbasis kebutuhan
industri dan masyarakat.
Dalam
pertemuan tersebut, kedua institusi mendiskusikan berbagai peluang sinergi,
khususnya terkait pengembangan program pelatihan vokasi dan peningkatan
produktivitas berbasis Project-Based Learning (PBL). Fokus utama dialog
mencakup topik strategis seperti smart farming, smart tourism,
serta implementasi green jobs konsep kerja ramah lingkungan yang saat
ini menjadi prioritas dalam dunia industri.
Wakil
Rektor Bidang Kerja sama dan Marketing ITP, Firmansyah David, S.T, M.Eng, Ph.D.
menyampaikan bahwa ITP sangat terbuka untuk menjalin kemitraan yang tidak hanya
bersifat simbolis, tetapi berdampak langsung pada pengembangan sumber daya
manusia. Ia juga menekankan pentingnya integrasi antara pelatihan vokasi dengan
pendekatan ilmiah kampus demi menghasilkan inovasi yang aplikatif.
“Kami
melihat potensi luar biasa di BPVP Padang. Kolaborasi ini akan menjadi wahana
untuk mendorong mahasiswa dan lulusan ITP agar siap menghadapi dunia kerja yang
mengarah pada keberlanjutan,” ujarnya.
Sementara
itu, Kepala BPVP Padang Muhammad Yasir, S.Si.,M.Si menjelaskan bahwa BPVP tengah
mengembangkan berbagai program pelatihan berbasis teknologi dan kebutuhan
sektor industri lokal maupun global. Ia juga menyebutkan bahwa program
pelatihan berbasis green job menjadi fokus penting BPVP di tahun-tahun
mendatang.
“Kami
ingin hasil pelatihan di sini bisa langsung diterapkan oleh masyarakat. Karena
itu, kerja sama dengan perguruan tinggi seperti ITP sangat strategis dalam
memperkuat transfer pengetahuan, riset terapan, dan dukungan akademik,” terang
Yasir.
Lawatan
ini bukan sekadar kunjungan kehormatan, tetapi langkah awal menuju kemitraan
jangka panjang. Kunjungan ini sekaligus menegaskan peran aktif ITP sebagai
institusi pendidikan tinggi yang mampu menjangkau dunia praktik dan
pemberdayaan masyarakat. Melalui kemitraan seperti ini, ITP menempatkan diri
sebagai katalisator perubahan, menghubungkan kampus dengan realita industri dan
kebutuhan daerah.
Created
Widia/Humas
...
Meningkatkan
kualitas pendidikan tinggi berbasis praktik nyata, Institut Teknologi Padang
(ITP) terus menghadirkan kegiatan pembelajaran yang relevan dengan dinamika
industri dan isu global. Salah satu langkah tersebut diwujudkan dalam bentuk
kuliah tamu yang digelar oleh Program Studi Teknik Lingkungan pada Kamis,
(19/06).
Bertempat
di Aula Gedung D Kampus I ITP, kegiatan ini menghadirkan narasumber
profesional, Fadli Lulrahman, M.T., dengan mengangkat tema strategis: “Teknik
Analisis dan Pengujian Kualitas Lingkungan di Laboratorium.” Acara ini
menjadi ruang bertemunya teori akademik dan pengalaman lapangan yang
nyata.
Kegiatan
kuliah tamu ini dibuka secara resmi oleh Ketua Program Studi Teknik Lingkungan
ITP, Dr. Herix Sonata MS, M.Si. Dalam sambutannya, ia menekankan
pentingnya penguasaan analisis laboratorium bagi mahasiswa teknik lingkungan.
Kuliah tamu ini diharapkan mampu menjadi jembatan antara teori perkuliahan dan
realitas lapangan yang kerap berubah dinamis.
“Tantangan
pengelolaan lingkungan semakin kompleks. Mahasiswa harus mampu membaca data,
menganalisis dengan tepat, dan memahami standar kualitas lingkungan yang
berlaku, baik nasional maupun internasional,” ujar beliau.
Acara
ini dipandu secara interaktif oleh dosen muda Teknik Lingkungan, Nurmeizon
Saleh, M.Si., yang
turut memberi warna akademik pada sesi diskusi. Kuliah tamu ini menjadi ajang
yang mempertemukan nalar ilmiah dengan praktik laboratorium yang aplikatif,
terutama dalam konteks pengujian kualitas air, udara, dan tanah.
Fadli
Lulrahman, M.T., dalam paparannya menjelaskan berbagai metode analisis
laboratorium yang menjadi standar dalam pengujian kualitas lingkungan. Ia
memaparkan teknik-teknik seperti spektrofotometri, kromatografi, hingga metode
titrasi yang masih banyak digunakan untuk mendeteksi kandungan polutan.
Lebih
jauh, Fadli menyoroti tantangan laboratorium lingkungan di Indonesia, mulai
dari keterbatasan alat, kualitas SDM, hingga standar prosedur yang masih belum
seragam di beberapa daerah. Ia mengajak mahasiswa untuk kritis dan adaptif
dalam membaca hasil uji.
Kuliah
tamu ini juga menjadi bagian dari strategi pembelajaran berbasis outcome (Outcome-Based
Education/OBE) yang tengah diterapkan ITP. Pendekatan ini menekankan pada
penguatan kompetensi nyata yang dibutuhkan di dunia kerja. Melalui kuliah tamu
seperti ini, mahasiswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga menyelami
prosedur teknis, perangkat laboratorium, dan kualitas data lingkungan secara
langsung dari praktisi yang telah lama berkecimpung di bidangnya.
Dalam
sesi penutup, dibahas kemungkinan pengembangan kurikulum berbasis kebutuhan
industri lingkungan serta rencana kolaborasi pelatihan laboran untuk mahasiswa.
Dengan ekosistem akademik yang terus berkembang, ITP kian mantap menempatkan
diri sebagai kampus teknik unggulan di Sumatera yang adaptif terhadap tantangan
lingkungan masa depan.
Created
By Widia/Humas
...
Komitmen
Institut Teknologi Padang (ITP) dalam membangun tata kelola kelembagaan yang
profesional dan peduli terhadap kesejahteraan tenaga kerja membuahkan hasil.
ITP berhasil meraih penghargaan dari BPJS Ketenagakerjaan Cabang Padang atas
kepatuhan dalam pelaksanaan program jaminan sosial ketenagakerjaan.
Penghargaan
ini diterima langsung oleh Wakil Rektor II, Prof. Dr.Eng. Ir. Yusreni Warmi,
S.T., M.T., IPM, dalam seremoni resmi yang difasilitasi oleh Dinas
Ketenagakerjaan Provinsi Sumatera Barat, di Aula Disnakertrans, Senin (23/06). Penghargaan
tersebut diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada institusi yang dinilai patuh
terhadap regulasi perlindungan ketenagakerjaan, khususnya dalam implementasi
program-program jaminan sosial.
BPJS
Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa ITP konsisten menjalankan kewajibannya secara
tertib, baik dari segi administrasi maupun pelaporan, serta aktif dalam
memastikan kesejahteraan pegawainya terpenuhi sesuai ketentuan yang berlaku.
Penilaian dilakukan melalui serangkaian evaluasi berkala terhadap kepesertaan
dan kepatuhan pelaporan institusi di lingkungan kerja pendidikan tinggi.
Kehadiran
ITP dalam peringkat institusi patuh versi BPJS juga menunjukkan bahwa dunia
pendidikan memiliki peran penting dalam mendorong kesadaran sosial dan hukum di
lingkungan kerja. Melalui kepatuhan terhadap regulasi jaminan sosial, kampus
tidak hanya melindungi hak-hak pekerja, tetapi juga berkontribusi dalam
membangun sistem ketenagakerjaan yang adil dan berkelanjutan.
Apresiasi
dari BPJS Ketenagakerjaan ini menjadi satu dari sekian banyak penghargaan yang
berhasil diraih ITP dalam beberapa tahun terakhir. Sebelumnya, ITP juga
mendapat pengakuan atas inovasi digitalisasi sistem administrasi kampus dan
penghargaan dalam bidang pengelolaan sumber daya manusia.
Capaian-capaian
ini menandakan bahwa ITP tak hanya fokus pada pencapaian akademik, tetapi juga
serius dalam menciptakan ekosistem kampus yang sehat dan tangguh secara
manajerial. Bagi sivitas akademika ITP, penghargaan ini menjadi dorongan moral
untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan internal.
Dukungan
penuh dari seluruh sivitas akademika ITP menjadi salah satu faktor penting
dalam kesuksesan ini. Mulai dari level pimpinan hingga staf administratif,
seluruh elemen kampus terlibat aktif dalam memastikan keteraturan dan kepatuhan
terhadap regulasi jaminan sosial.
Dengan
penghargaan ini, Institut Teknologi Padang sekali lagi menunjukkan bahwa kualitas
institusi tidak hanya dilihat dari aspek akademik, tetapi juga dari
keberhasilan membangun sistem perlindungan tenaga kerja yang kuat dan
berkelanjutan. ITP membuktikan bahwa kampus teknik pun bisa menjadi pionir
dalam tata kelola sumber daya manusia.
Kedisiplinan
ini merupakan refleksi dari filosofi kerja ITP yang menjunjung tinggi nilai
profesionalisme, transparansi, dan kepedulian terhadap sesama. Ini bukan hanya
prestasi simbolis, tapi langkah nyata menuju masa depan pendidikan tinggi yang
lebih inklusif dan manusiawi.
Created By Widia/Humas
...