Semangat
juang mahasiswa Institut Teknologi Padang (ITP) kembali menggelora di arena
olahraga. Sebanyak 12 atlet terpilih siap bertarung di ajang bergengsi
Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) Sumatera Barat 2025 yang digelar Badan Pembina
Olahraga Mahasiswa Indonesia (BAPOMI) Sumbar. Bertanding mulai 16 hingga 26
Juli mendatang, kontingen ITP tak hanya membawa nama kampus, tapi juga semangat
pantang menyerah dan mimpi besar menembus podium kehormatan.
Keberangkatan
para atlet ini secara resmi dilepas oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik dan
Kemahasiswaan ITP, Prof. Dr.Eng. Ir. Maidiawati, S.T., M.Eng., IPM., yang
didampingi oleh Kepala Biro Badan Kemahasiswaan dan Pusat Karir ITP,
Nelvidawati, M.T., pada Selasa, (15/07) di Ruang Sidang Utama ITP. Dalam arahannya,
Prof. Maidiawati menyampaikan rasa bangga dan harapan besar kepada seluruh
atlet untuk menjaga sportivitas dan menjunjung tinggi nama baik kampus.
Ajang
ini menjadi pembuktian bahwa mahasiswa ITP tak hanya hebat di laboratorium,
tapi juga sanggup mengguncang lapangan. Kehadiran 12 atlet di berbagai cabang
mulai dari pencak silat, karate, hingga bola voli indoor menandai keseriusan
ITP dalam membangun karakter mahasiswa melalui prestasi non-akademik yang
kompetitif, sportif, dan membanggakan.
Cabang olahraga Pencak Silat menjadi sektor yang paling banyak menyumbang
perwakilan, tercatat lima atlet ITP yakni Candra, Inggil Susilo, Rangga Firnando, Resya
Ahmad Fega, dan sang jawara kampus, Satria Zaky. Mereka akan menghadapi lawan
dari seluruh Sumbar dalam duel teknik dan strategi silat terbaik. Zaky sendiri
siap mempertahankan reputasi emas yang ia raih di ajang Direktur PNP Cup
beberapa waktu lalu.
Rahul
Maryulis Putra menjadi satu-satunya wakil ITP di cabang karate ia membawa
semangat bertarung yang tenang namun mematikan. Dikenal sebagai mahasiswa dengan
kedisiplinan tinggi, Rahul optimis bisa meraih podium untuk mempersembahkan
prestasi bagi kampus tercinta. Karate menjadi cabang yang penuh gengsi karena
banyaknya atlet tangguh dari kampus lain yang turut serta.
Di
cabang bola voli indoor, Muhammad Ardifa bersama tim beregu putra ITP juga siap
unjuk gigi. Tim ini telah mengasah strategi permainan dan kekompakan tim sejak
awal tahun. Konsistensi latihan dan chemistry antarpemain jadi kekuatan utama
menghadapi lawan tangguh. Mereka berharap bisa lolos hingga babak final dan
membuktikan bahwa voli ITP tak bisa dianggap remeh.
Keikutsertaan
dalam Kejurprov bukan sekadar kehadiran simbolik, ini adalah panggung serius
menuju ajang nasional. BAPOMI Sumbar menaruh harapan besar terhadap
kampus-kampus yang mengirimkan atlet terbaiknya. Kejuaraan ini dirancang
sebagai jalur pembinaan menuju POMNAS dan sekaligus momentum mencetak generasi
muda yang sehat, berintegritas, dan berprestasi lintas bidang.
Dukungan
dari Institut Teknologi Padang pun tak main-main, Kepala Biro Kemahasiswaan
menegaskan bahwa seluruh atlet mendapatkan dukungan moril dan fasilitas
pendampingan. “Kami ingin mahasiswa berprestasi secara utuh. Baik akademik
maupun non-akademik harus didukung dengan serius, dan Kejurprov ini adalah
bukti nyata komitmen itu,” tegasnya.
created
By Widia/Humas
...
Institut
Teknologi Padang (ITP) kembali menunjukkan kiprahnya dalam pengembangan
teknologi terapan untuk kepentingan kemanusiaan dan kebencanaan. Melalui
Program Studi Teknologi Rekayasa Instalasi Listrik (TRIL) Fakultas Vokasi, ITP
menawarkan inovasi drone hexacopter kepada Kantor Pencarian dan Pertolongan
(Search and Rescue/SAR) Padang sebagai solusi teknologi dalam mendukung operasi
penyelamatan dan mitigasi bencana di lapangan.
Penjajakan
kerja sama diawali dengan demonstrasi langsung penggunaan drone hexacopter yang
digelar di Kampus II ITP, Aie Pacah, Padang, pada Senin (14/7). Dalam kegiatan
tersebut, pihak Kantor SAR Padang hadir menyaksikan manuver teknologi yang
dikembangkan oleh dosen dan mahasiswa TRIL ITP. Potensi drone dalam mendukung
kegiatan mitigasi bencana secara cepat dan tepat sasaran menjadi daya tarik
tersendiri dari teknologi hasil pengembangan lokal ini.
Kepala
Seksi Sumber Daya Kantor SAR Padang, Sukamto, S.E., M.Si., memberikan apresiasi tinggi atas
inovasi yang ditawarkan ITP. Menurutnya, drone tersebut sangat potensial untuk
digunakan dalam misi penyelamatan dan mitigasi, khususnya di wilayah Sumatera
Barat yang rentan terhadap bencana.
“Kami
menyambut baik inovasi teknologi dari ITP ini karena memiliki potensi besar
untuk kami aplikasikan langsung dalam tugas-tugas kemanusiaan. Drone hexacopter
ITP sangat relevan dan membuka peluang kolaborasi strategis antara lembaga SAR
dan perguruan tinggi,” ujar beliau.
Salah
seorang tim dosen pengembang drone, Aswir Premadi, S.T., M.T., IPM.,
menjelaskan bahwa desain drone hexacopter ini mengutamakan kestabilan dan
adaptasi terhadap cuaca ekstrem. Dengan enam baling-baling dan struktur bodi
yang kokoh, drone ini mampu bertahan terbang dalam berbagai kondisi medan.
Tujuan utamanya adalah menjangkau wilayah bencana dengan cepat, efisien, dan
tetap aman secara operasional.
Menariknya,
drone ini juga dibekali fitur suara aktif, berupa speaker yang dapat digunakan
untuk menyampaikan instruksi evakuasi langsung kepada masyarakat, ini
menjadikannya bukan hanya alat pantau visual, tetapi juga alat komunikasi
kritis. Kepala Prodi TRIL, Asnal Effendi, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng.,
menyebutkan bahwa spesifikasi drone ini sangat fleksibel dan bisa disesuaikan
dengan kebutuhan SAR secara teknis.
Tak
hanya terbatas untuk kebutuhan bencana, pengembangan drone hexacopter ini juga
diarahkan untuk membantu pertanian modern. Drone ini dapat difungsikan untuk
penyemprotan pestisida dan pemupukan tanaman secara otomatis. Pengembangan
lebih lanjut juga menyasar kebutuhan rekayasa cuaca, seperti hujan buatan dan
pemantauan kondisi udara.
Di
sisi lain, Prodi TRIL ITP juga memperluas inovasi ke teknologi perairan. Mereka
kini tengah mengembangkan kapal tanpa awak (unmanned surface vehicle) untuk
operasi SAR di laut dan sungai. Kolaborasi antara ITP dan Kantor SAR Padang
menjadi teladan sinergi produktif antara pendidikan tinggi dan lembaga layanan public,
inisiatif ini membuka ruang luas bagi pengembangan teknologi yang benar-benar
dibutuhkan masyarakat.
ITP
terus menegaskan posisinya sebagai kampus teknik vokasi yang adaptif, ITP
membuktikan bahwa mahasiswa dan dosennya mampu menghasilkan karya nyata.
Inovasi drone hexacopter dan kapal tanpa awak adalah bagian dari visi besar
untuk menjadikan teknologi buatan anak bangsa sebagai garda depan dalam
kemanusiaan, keberlanjutan, dan pembangunan daerah.
Created By Widia/Humas
...