Satu lagi kabar menggembirakan yang
menambah daftar panjang prestasi Institut Teknologi Padang (ITP). Hadir pertama
kali pada tahun 2023 lalu, sebuah inovasi dikembangkan oleh tim peneliti dari
Program Studi Teknik Lingkungan yang diketuai oleh Dr.Herix Sonata MS, M.Si
yang sekaligus menjabat Ketua Prodi Teknik Lingkungan ITP.Melalui pengembangan Teknologi Tepat
Guna Pembuatan Biogas dari Kotoran Ternak sebagai alternatif energi terbarukan
di Desa Guo, Kelurahan Kuranji, Kota Padang. Tim peneliti Prodi Teknik Lingkungan
ITP menggelar Pendampingan Masyarakat Berkelanjutan Kelompok Tani Guo Mandiri
pada Minggu (06/10).Kegiatan ini merupakan tindak lanjut
dari rangkaian pelaksanaan program hibah yang berhasil diraih oleh tim peneliti
melalui skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) Tahun Anggaran 2024.
Dengan dukungan hibah ini, kegiatan tersebut dirancang untuk memberdayakan para
petani dengan menggabungkan pendekatan teknologi dengan pemberdayaan masyarakat.Melalui program ini, limbah yang sering
dianggap tak bernilai kini diolah menjadi biogas, yang menjadi alternatif
solusi tepat guna yang ramah lingkungan, ekonomis, dan berdampak langsung pada
masyarakat pedesaan. Inovasi ini tidak hanya membantu mengatasi permasalahan
limbah, tetapi juga mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap energi fosil
yang kian mahal.Kelompok Tani Guo Mandiri, yang dipimpin
oleh Jamaris, A.Md., berperan sebagai mitra utama dalam kegiatan ini. Sebanyak
20 anggota kelompok tani turut serta, aktif berkolaborasi dengan dosen dan mahasiswa
dari Teknik Lingkungan ITP. Program ini menggabungkan pelatihan teknis dengan
penerapan langsung pembuatan tangki digester, yaitu alat untuk menghasilkan
biogas dari limbah ternak.Limbah Kotoran Ternak memiliki potensi
menjadi alternatif energi terbarukan sebagai bahan utama dalam proses
fermentasi anaerobik di dalam tangki digester. Proses ini menghasilkan gas
metana yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif, menjadikannya
sumber energi yang terjangkau dan berkelanjutan bagi warga desa.Pengembangan teknologi biogas ini
melibatkan pembuatan biodigester sederhana namun efektif, di mana kotoran
ternak dicampur dengan air dan bahan tambahan seperti bioaktivator EM4 dan
molase. Setelah difermentasi selama sekitar 20 hari dalam kondisi tanpa
oksigen, digester menghasilkan gas metana yang siap digunakan untuk kebutuhan
sehari-hari. Teknologi ini juga memungkinkan masyarakat memanfaatkan residu
sebagai pupuk organik, sehingga menghasilkan manfaat tambahan untuk sektor
pertanian.Selain itu, dengan penggunaan biogas
yang ramah lingkungan, Desa Guo telah membantu mengurangi jejak karbon dan
menyumbang pada penurunan polusi udara di daerah sekitarnya. Biogas yang
dihasilkan memungkinkan warga desa untuk menghemat pengeluaran energi dan
menciptakan siklus yang berkelanjutan: kotoran ternak diubah menjadi energi,
dan residunya dimanfaatkan kembali dalam bentuk pupuk yang berguna bagi
pertanian lokal.Keberhasilan pengembangan biogas di Desa
Guo ini menjadi contoh nyata bahwa teknologi tepat guna dapat diterapkan oleh
masyarakat pedesaan dengan dampak positif yang luas. Dengan dukungan akademisi,
masyarakat, dan pemerintah, teknologi energi terbarukan seperti biogas membuka
peluang besar bagi desa-desa di Indonesia untuk mencapai kemandirian energi.Inovasi ini menandai langkah besar
menuju pemanfaatan energi terbarukan di tingkat lokal dan menjadi bukti nyata
bahwa limbah pun dapat diubah menjadi energi yang bermanfaat. Bagi Desa Guo dan
banyak wilayah lain di Indonesia, biogas dari limbah ternak bukan hanya solusi
energi yang berkelanjutan, tetapi juga simbol dari kemajuan dan kemandirian
energi yang dapat dicapai bersama.
Created By Widia/Humas
...
Institut
Teknologi Padang (ITP) terus perkuat eksistensinya di bidang riset dan
penelitian teknologi, salah satunya pengembangan Hexacopter (pesawat tanpa
awak). Menjadi salah satu penerima Program Dana Padanan (Matching Fund) Batch
II 2024, Direktorat Jenderal Vokasi mengadakan Monitoring dan Evaluasi (Monev)
pengembangan Hexacopter dalam Penggunaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di
Ruang Sidang Utama ITP, Selasa (08/10).
Program ini merupakan hasil kolaborasi
antara ITP dan PT. Inovasi Solusi Transportasi Indonesia (PT. Frogs Indonesia),
sebuah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi transportasi inovatif.
Acara dibuka oleh Dr. Ir. Nofriady
Handra, M.Sc, IPM, ASEAN. Eng, APEC Eng, selaku Ketua Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) ITP. Dalam sambutannya, ia menekankan
pentingnya sinergi antara dunia pendidikan dan industri dalam menciptakan
inovasi teknologi yang relevan bagi masyarakat.
"Hexacopter ini diharapkan menjadi
salah satu solusi dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan permasalahan
lingkungan lainnya. Harapannya dengan adanya kegiatan Monev ini, apabila terdapat kendala dan hambatan, diharapkan
langkah-langkah perbaikan dan dukungan dapat disampaikan kepada tim peneliti melalui
evaluasi ini,"
ungkapnya.
Rektor ITP, Dr. Ir. H. Hendri Nofrianto,
M.T., IPM, juga memberikan sambutan hangat kepada para tim penilai dari Ditjen
Vokasi yang berpartisipasi dalam evaluasi ini. Beliau juga menyampaikan
apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam pengembangan riset ini.
““Kami sangat berterima kasih atas
kunjungan dari Ditjen Vokasi, dan saya sangat bangga dengan komitmen dan dedikasi
tim peneliti Program Studi Teknologi Rekayasa Instalasi Listrik (TRIL) ITP dalam
pengembangan alat ini. Kolaborasi ini sejalan dengan visi ITP untuk terus
berinovasi dan menghasilkan teknologi yang relevan bagi kebutuhan masyarakat
luas,” ujar beliau dalam pidato sambutan.Ir. Joko Susila, M.T, salah satu assessor
dari Ditjen Vokasi, juga turut mengucapkan terima kasih atas sambutan yang hangat
dari pihak ITP. Dalam kesempatan ini memperkenalkan tim penilai yang terdiri
dari Ade Suryatman Margana, S.T., M.Eng sebagai reviewer, serta didampingi tiga
perwakilan dari Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi (APTV) yaitu Bayu
Sadewo, Heru Sriwidodo, dan Untung.
Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini
dilakukan untuk memotret dan mengevaluasi progres perencanaan dan pelaksanaan
program pengembangan riset hingga saat ini. Beliau juga mengungkapkan,
kegiatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa riset yang ada sudah sesuai
dengan standar yang telah ditentukan.Sementara itu, Dr.Eng. Ir. Yusreni Warmi,
S.T., M.T., IPM, selaku Wakil Rektor II ITP, menegaskan komitmen ITP dalam
penelitian dan inovasi teknologi. Ia juga optimis dengan potensi keberhasilan
program hibah Matching Fund ini.
"Saat ini, progres matching fund
sudah mencapai 60% dari aspek keuangan dan 80% dari aspek fisik. Kami berharap
keberhasilan ini membuka peluang lain untuk hibah penelitian di masa depan dan
memperluas inovasi teknologi," jelasnya.
Program Matching Fund ITP ini digawangi
oleh Tim Prodi TRIL ITP, yang diketuai oleh Drs. Al, M.T. dengan anggota Asnal
Effendi, S.T., M.T., IPM, ASEAN. Eng, Aswir Premadi, M.Sc, dan Ir. Andi
Syofian, S.T., M.T., IPM, serta Dasman, M.T., menjelaskan bahwa pengembangan
Hexacopter untuk Modifikasi Cuaca dimulai dengan merancang drone menggunakan
perangkat lunak CAD dan pemodelan 3D. Proses ini dilanjutkan dengan perakitan
drone dari komponen-komponen yang disiapkan secara teliti.
Tahap berikutnya adalah pengujian
menyeluruh untuk memastikan semua komponen berfungsi dengan baik sebelum drone
diintegrasikan dengan modul TMC. Modul TMC ini akan berfungsi sebagai alat
penyemai awan, yang diharapkan mampu mempengaruhi pola cuaca dan membantu upaya
mitigasi perubahan iklim di berbagai wilayah Indonesia.
Selain pengembangan teknologi drone dan
modul TMC, aspek legalitas dan regulasi juga menjadi bagian penting dari
program ini. ITP dan mitra berupaya memastikan bahwa seluruh kegiatan
pengembangan mengikuti standar keamanan dan regulasi yang berlaku.
Progres pengembangan Hexacopter TMC saat
ini mencakup pengujian, perizinan, perakitan Modul TMC, serta perancangan drone
dan purwarupa Hexacopter TMC. Dengan integrasi alat penyemai awan, Hexacopter
ini diharapkan mampu memberikan kontribusi signifikan dalam program modifikasi
cuaca yang telah diimplementasikan di beberapa wilayah Indonesia.
Sebagai luaran utama dari penelitian ini,
desain Hexacopter TMC akan dipublikasikan sebagai salah satu inovasi teknologi
unggulan di bidang rekayasa lingkungan. Selain itu, hasil penelitian ini juga
akan disajikan dalam jurnal internasional International Journal of Power
Electronics and Drive Systems (IJPEDS), menandai bahwa proyek ini tidak hanya
berkontribusi bagi Indonesia, tetapi juga bagi komunitas ilmiah global.
Melalui pengembangan Hexacopter TMC, ITP
dan PT. Frogs Indonesia berharap dapat memberikan dampak positif bagi
masyarakat dalam hal penanganan perubahan iklim dan mitigasi bencana. Program
ini juga membuka peluang lebih luas bagi ITP untuk mendapatkan hibah penelitian
lebih lanjut, sekaligus memperkuat reputasi kampus sebagai pusat inovasi
teknologi.
Created By Widia/Humas ...
Institut Teknologi Padang (ITP) melalui
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) kembali menegaskan
komitmennya terhadap pengembangan penelitian dan inovasi akademik. Kali ini
diwujudkan dengan pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Program Pendanaan
Penelitian Ditjen DIKTI dan DIKSI di ruang sidang utama ITP, pada Selasa
(08/10).
Kegiatan Monev ini dibuka secara resmi
oleh Dr. Ir. Nofriady Handra, M.Sc, IPM, ASEAN Eng, APEC Eng, selaku Ketua LP2M
ITP. Dalam sambutannya, Dr. Nofriady menegaskan kegiatan ini merupakan langkah
strategis ITP untuk memantau progres penelitian serta mengevaluasi luaran yang
dihasilkan oleh para dosen penerima hibah penelitian.
Tujuan dari pelaksanaan Monev ini adalah untuk
memastikan bahwa program pendanaan penelitian menghasilkan luaran berkualitas
dan memberikan dampak nyata bagi kemajuan ilmu pengetahuan serta pengembangan
teknologi di Indonesia.
Dalam sesi tersebut, para dosen penerima
program pendanaan penelitian fundamental reguler tahun anggaran 2024 turut
hadir dalam kegiatan ini, di antaranya Prof. Dr. Ir. Maidiawati, S.T, M.Eng,
IPM, Dr. Eng. Ir. M. Ridwan, M.T, IPM., dan Ir. Zulkarnaini, M.T. Mereka
menyampaikan progress dari penelitian yang mereka lakukan, termasuk capaian
yang telah diraih serta tantangan yang dihadapi di lapangan.
Tidak hanya itu, penerima program
pendanaan penelitian terapan penugasan (Baterai Listrik) dan penelitian produk
vokasi (P2V) Batch II Tahun Anggaran 2024, yakni Al, M.T., Aswir Premadi,
M.Sc., dan Alfith, M.Pd., juga turut melaporkan progres penelitian mereka.
Penelitian ini difokuskan pada
pengembangan teknologi terapan yang dapat diaplikasikan di sektor industri dan
masyarakat. Fokus penelitian mereka pada pengembangan baterai listrik
dan produk-produk vokasi dianggap memiliki potensi besar dalam mendukung
kemajuan industri energi terbarukan dan sektor pendidikan vokasi di Indonesia.
Dalam pelaksanaan Monev ini turut hadir Fajrin,
M.Si, sebagai penerima Hibah Institusi ITP Tahun 2024, beliau juga memberikan
paparan mengenai hasil penelitian yang telah dicapai. Hibah ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas
riset di lingkungan institusi yang berpotensi memberikan dampak langsung kepada
perkembangan akademik dan teknologi di lingkungan ITP.
Untuk menjamin kualitas dan efektivitas
penelitian yang dilakukan, LP2M ITP juga mengundang reviewer eksternal dari
Universitas Andalas (UNAND), Prof. Dr. Eng. H. Gunawarman, M.T. Prof.
Gunawarman memberikan perspektif baru serta masukan yang konstruktif bagi para
peneliti dalam meningkatkan kualitas penelitian mereka.
Dalam sesi evaluasi, Prof. Gunawarman
mengapresiasi hasil penelitian yang telah dicapai oleh para peneliti ITP, beliau
juga memberikan beberapa catatan penting terkait kemajuan dan luaran penelitian
yang dihasilkan oleh para dosen ITP. Ia menekankan pentingnya inovasi dalam
penelitian agar hasilnya dapat memiliki nilai tambah dan kontribusi nyata
terhadap pengembangan teknologi di Indonesia.
Dengan adanya kegiatan Monitoring dan
Evaluasi ini, ITP semakin menunjukkan komitmennya untuk mendorong riset
berkualitas dan inovasi berkelanjutan, yang diharapkan dapat memperkuat posisi
ITP sebagai salah satu institusi pendidikan terdepan dalam bidang penelitian
dan teknologi di Indonesia.
Komitmen ITP dalam meningkatkan kualitas
penelitian tidak hanya terbatas pada internal kampus, tetapi juga melalui
kemitraan dengan institusi lain serta dukungan penuh dari pemerintah melalui
berbagai program hibah.
Created By Widia/ Humas
...
Dalam rangka memperkuat keunggulan dan
mutu ITP dalam pengembangan inovasi, riset, dan publikasi, Senin, 30 September
2024 Institut Teknologi Padang menjadi saksi atas momen bersejarah saat Prof.
Ade Indra, S.T., M.T, IPM berhasil mendapat penghargaan yang sangat prestisius dari
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) RI.
Penghargaan tersebut berupa Surat
Keputusan (SK) Guru Besar, yang diserahkan secara langsung oleh Kepala LLDikti Wilayah
X, Afdalisma, SH, M.Pd disaksikan oleh pejabat dan staf
LLDikti Wilayah X, Rektor ITP, dan beberapa pimpinan perguruan tinggi di
lingkungan LLDikti Wilayah X bertempat di Ruang Sidang Lantai 2 LLDikti Wilayah
X.
Dalam sambutannya, Rektor ITP, Dr. Ir.
Hendri Nofrianto, M.T., IPM, menyampaikan rasa syukur dan bangganya atas
pencapaian dan prestasi ini. Prof. Ade Indra menjadi inspirasi bagi
banyak orang dengan pencapaiannya yang luar biasa. Beliau menegaskan dalam
waktu hanya tiga tahun setelah menyelesaikan studi S3, Prof. Ade berhasil
meraih gelar profesor.
"Ini adalah sesuatu yang sangat
spesial bagi ITP, ketika kami menerima informasi dari LLDikti Wilayah X, saya
merasa haru. Prestasi ini bukan hanya luar biasa, tetapi juga menunjukkan
ketekunan dan fokus yang dimiliki oleh Prof. Ade, prestasi ini adalah hasil
dari perjuangan luar biasa dan membanggakan ," ungkap beliau.
Rektor ITP, dalam sambutannya,
mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih kepada LLDikti Wilayah X. Menurutnya
penyerahan SK ini tidak terlepas dari bimbingan dan motivasi yang diberikan
oleh LLDikti Wilayah X, dukungan LLDikti Wilayah X sangat berarti bagi ITP dalam
mencetak dosen-dosen berkualitas yang siap berkontribusi di dunia pendidikan.
Beliau juga menyampaikan terima kasih
atas undangan yang diberikan untuk hadir dalam acara tersebut. Rektor berharap
semoga LLDikti Wilayah X semakin berjaya dan menekankan pentingnya kolaborasi antara
semua elemen pendidikan guna menciptakan lingkungan pendidikan yang
lebih baik dan berkualitas.
Kepala LLDikti Wilayah X mengawali sambutan
dengan ucapan syukur dan ungkapan rasa bangga, beliau mengucapkan selamat kepada Prof.
Ade Indra atas pencapaian yang diraih. juga mengungkapkan
rasa terima kasih atas kebersamaan yang terjalin selama proses pengusulan
hingga penyerahan SK.
“Alhamdulillah, kami sangat senang
dapat menyaksikan momen bersejarah ini. Kami selalu berkomitmen untuk
meningkatkan jumlah guru besar di perguruan tinggi. Alhamdulillah, hari ini
kami dapat merayakan pencapaian Prof. Ade. Ini merupakan langkah maju dalam
transformasi pendidikan tinggi," ucapnya dengan semangat yang tinggi.
Beliau berharap agar semua institusi dapat
bersinergi dalam mencapai tujuan bersama, dan mengungkapkan komitmennya untuk
terus mendukung perguruan tinggi swasta (PTS) di lingkungan LLDikti Wilayah X dalam
meningkatkan kualitas dan mutu di berbagai aspek.
Acara ini tidak hanya menandai keberhasilan
individu, tetapi juga mencerminkan upaya kolektif dalam memajukan dunia
pendidikan tinggi di Indonesia. Prof. Ade Indra bukan hanya sekadar
mendapatkan gelar Guru Besar, tetapi juga menjadi simbol harapan dan kemajuan
dalam dunia pendidikan tinggi di Indonesia. Mari kita terus dukung upaya
peningkatan kualitas pendidikan demi masa depan yang lebih baik.
Created By Widia/ Humas
...
Tim TOBACCO ALARM Institut Teknologi
Padang (ITP) kembali mengukir prestasi gemilang di kancah Nasional. kali ini,
tim PKM kebanggan ITP ini berhasil terpilih sebagai Kelompok Mahasiswa
Terkreatif dalam ajang Program Kreativitas Mahasiswa - Kewirausahaan (PKM-KC)
untuk klaster V Di Ajang PKM Award Tahun 2024. Keberhasilan ini bukan hanya
menjadi kebanggaan bagi tim tersebut, tetapi juga menambah deretan prestasi ITP
di tingkat nasional.
Tim yang dipimpin oleh Zahara Julen ini
menciptakan inovasi yang tak hanya menarik, tetapi juga memiliki dampak besar
dalam masyarakat. Dikenal dengan nama TOBACCO ALARM, tim ini mengembangkan
sebuah alat berbasis teknologi yang dapat mendeteksi dan memberikan peringatan
dini terkait bahaya paparan asap rokok.
“Saya merasa sangat bangga bisa membawa
nama ITP ke kancah nasional melalui inovasi ini. Kami ingin membuktikan bahwa
mahasiswa ITP, khususnya di Prodi Teknik Elektro, mampu bersaing di tingkat
yang lebih tinggi dengan ide-ide kreatif yang berdampak positif bagi
masyarakat,” ujar Zahara dengan semangat.
Selain Zahara Julen yang menjabat sebagai
ketua, tim ini juga beranggotakan Nurul Ramadhan, Agus Tri Wahyudi, dan
Muhammad Fikri Rizki Antomi, yang turut berperan aktif dalam mengembangkan
proyek inovatif ini. Di bawah bimbingan dosen Andi Muhammad Nur Putra, M.T.,
tim ini berhasil menunjukkan kekompakan, ide kreatif, serta kemampuan teknis
dalam mengembangkan Tobacco Alarm menjadi solusi yang tepat guna.
Keberhasilan tim ini menjadi bukti bahwa
semangat berinovasi dan berkreasi dapat membawa hasil yang luar biasa.
Pencapaian ini tidak hanya membanggakan bagi tim Tobacco Alarm, tetapi juga
menjadi motivasi bagi seluruh sivitas akademika ITP untuk terus berkarya dan
berinovasi.
Menurut Zahara, kemenangan ini juga
memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya kerjasama tim dan kemampuan
untuk bertahan di tengah tantangan. Ia menyadari bahwa setiap ide besar pasti
dihadapkan pada rintangan, namun dengan saling mendukung dan kompak, tantangan
tersebut bisa diatasi.
“Setiap ide besar pasti memiliki
tantangannya sendiri, namun jika kita tetap kompak dan saling mendukung, tidak
ada yang tidak mungkin.Kerja sama yang solid dan semangat pantang menyerah
adalah kunci untuk mengubah ide menjadi kenyataan yang berdampak luas,"
ujarnya dengan penuh keyakinan ,” tambahnya.
Tim TOBACCO ALARM kini tengah
mempersiapkan langkah berikutnya untuk melanjutkan pengembangan alat ini lebih
jauh lagi. Mereka berharap dapat membawa inovasi ini ke masyarakat lebih luas
dengan bantuan berbagai pihak, termasuk instansi pemerintah, dunia industri,
dan masyarakat umum.
Prestasi ini juga membuka mata banyak
pihak akan potensi mahasiswa ITP dalam mengembangkan solusi yang kreatif dan
aplikatif di dunia nyata. Dengan semangat yang terus menggelora, ITP berharap
dapat melahirkan lebih banyak inovator muda yang siap menghadapi tantangan
zaman dan berkontribusi pada kemajuan bangsa.
Keberhasilan Tim TOBACCO ALARM tentunya
tidak hanya menjadi milik mereka, tetapi juga menjadi kebanggaan bagi ITP dan
seluruh masyarakat kampus. Melalui program seperti PKM-KC, mahasiswa ITP
didorong untuk terus berpikir kreatif dan memberikan solusi nyata bagi masalah
sosial yang ada.
Inovasi mereka adalah contoh nyata bahwa
pendidikan tinggi tidak hanya tentang teori, tetapi juga tentang bagaimana
mengaplikasikan ilmu untuk menciptakan perubahan yang lebih baik bagi dunia.
Created By Widia/Humas
...