Hexacopter dan Pertanian Berkelanjutan, Sinergi Prodi TRIL ITP dan Frogs Indonesia di Bukit Cambai Bawa Teknologi untuk Rakyat

Institut Teknologi Padang (ITP) telah banyak melakukan kolaborasi serta melahirkan inovasi bermanfaat untuk masyarakat luas. Beberapa waktu lalu, ITP melalui Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Rekayasa Instalasi Listrik (TRIL) ITP, bersama Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) yakni PT. Frogs Indonesia telah melakukan uji coba operasional teknologi drone dalam sektor pertanian di Bukit Cambai, Kelurahan Sungai Nanam, Kabupaten Solok pada Sabtu (16/11). Tujuan utama kegiatan ini adalah memperkenalkan dan mengaplikasikan teknologi drone dalam sektor pertanian lokal guna meningkatkan efisiensi pengelolaan lahan pertanian masyarakat. Tim dari PT. Frogs Indonesia yang dipimpin oleh Reo Yudhono, Chief Technology Officer Frogs Indonesia, beserta tim peneliti Hexacopter Prodi TRIL ITP, yakni Al, M.T, Aswir Premadi, M.Sc, dan Hafni, S.T, M.T, turut serta dalam program ini. Mereka bekerja sama dengan mahasiswa Ketua HMTRIL ITP, Muhammad Fariz Hidayatullah dan tim mahasiswa untuk mewujudkan program tersebut. Kegiatan ini melibatkan penerjunan satu unit drone Sekar Agri berkapasitas 10 liter, yang akan digunakan untuk penyemprotan pestisida pada lahan pertanian bawang milik masyarakat. Penggunaan drone ini memungkinkan proses penyemprotan yang lebih cepat dan efisien, dengan memanfaatkan fitur auto spray yang dimiliki oleh drone Sekar Agri, guna memastikan hasil yang lebih optimal. Kolaborasi ini bukan hanya tentang pengenalan teknologi, tetapi juga langkah penting dalam mendorong transformasi pertanian tradisional di Sumatera Barat. Dengan bantuan teknologi drone, para petani diharapkan dapat beralih ke metode pertanian yang lebih modern, mengurangi ketergantungan pada metode manual, dan meningkatkan hasil pertanian secara signifikan. Inovasi yang dibawa oleh Frogs Indonesia dan ITP ini memberikan contoh nyata bagaimana teknologi dapat menjadi solusi untuk tantangan yang dihadapi sektor pertanian. Para petani kini dapat memanfaatkan teknologi ini untuk mempercepat proses penyemprotan dan meningkatkan efektivitas kerja, terutama pada lahan yang cukup luas. Selain memberikan manfaat langsung bagi petani, kegiatan ini juga menjadi kesempatan bagi mahasiswa ITP untuk terlibat dalam proyek nyata yang menghubungkan teknologi dengan masyarakat. Keterlibatan mahasiswa dalam proyek ini memperkaya pengalaman mereka dalam pengaplikasian teknologi dalam bidang pertanian dan pengabdian masyarakat. Penerapan teknologi drone dalam kegiatan pertanian juga mengarah pada pengurangan penggunaan bahan kimia secara berlebihan. Teknologi auto spray pada drone memungkinkan penyemprotan yang lebih tepat sasaran, mengurangi pemborosan dan menghindari pencemaran lingkungan akibat penyemprotan yang tidak terkendali. Kolaborasi antara Frogs Indonesia dan ITP diharapkan menjadi model yang dapat diterapkan di daerah-daerah lain dengan potensi pertanian yang sama. Dengan hasil yang positif dari kegiatan ini, pihak-pihak terkait dapat mempertimbangkan untuk memperluas penggunaan teknologi drone dalam sektor pertanian di wilayah Sumatera Barat dan bahkan di luar wilayah tersebut. Masyarakat Bukit Cambai, khususnya para petani bawang, menyambut baik kehadiran teknologi drone ini. Mereka mengungkapkan rasa antusiasme dan harapan agar teknologi ini dapat membantu meningkatkan hasil pertanian mereka. Penyemprotan yang lebih efisien dan tepat sasaran diharapkan dapat menurunkan biaya produksi dan meningkatkan pendapatan petani. Dengan keberhasilan pengabdian masyarakat ini, diharapkan kolaborasi antara dunia industri, akademisi, dan masyarakat dapat terus terjalin dan berkembang. Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara Frogs Indonesia, ITP, dan masyarakat dapat menghasilkan solusi yang berkelanjutan bagi sektor pertanian di Indonesia.   Created By Widia/Humas ...
16 November 2024 #dosen #fakultas-vokasi #kerja-sama #mahasiswa #mahasiswa-baru #penelitian #publikasi #spmb #teknologi-rekayasa-instalasi-listrik #webometrics

Menuju Kampus Aman dan Bebas Kekerasan, ITP Sosialisasikan Permendikbudristek No. 55 Tahun 2024

Institut Teknologi Padang (ITP) menggelar sosialisasi Permendikbudristek No. 55 Tahun 2024 di Aula Gedung D Kampus 1 ITP, Rabu (15/11). Kegiatan ini dihadiri Wakil Rektor I ITP, Firmansyah David, Ph.D., dan dipandu oleh dTim Satgas PPKS ITP, Nelvidawati, M.T., yang menjelaskan pentingnya perubahan regulasi ini untuk meningkatkan keamanan di kampus. Dalam sosialisasi, WR I ITP menyampaikan bahwa Permendikbudristek terbaru menggantikan Permenristekdikti No. 30 Tahun 2021. Perubahan ini juga mengubah Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) menjadi Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Perguruan Tinggi (PPKPT). Langkah ini menegaskan komitmen pemerintah untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan inklusif. “Satgas PPKS yang sudah ada akan disesuaikan menjadi PPKPT. Kampus yang belum memiliki satgas akan mendapatkan pelatihan,” jelas Firmansyah David, Ph.D. Ia menambahkan bahwa pelatihan khusus bagi ketua dan sekretaris Satgas PPKPT akan dilakukan agar aturan baru dapat diterapkan secara efektif. Menurutnya, tugas Satgas PPKPT sangat kompleks dan menantang, karena mencakup berbagai bentuk kekerasan, termasuk fisik, psikis, perundungan, dan diskriminasi. “Kami menyadari bahwa tugas ini membutuhkan dedikasi dan kompetensi tinggi karena berurusan dengan isu sensitif dan berdampak besar,” ujarnya. Nelvidawati, M.T., dari Tim Satgas PPKS ITP, menjelaskan bahwa cakupan regulasi baru lebih luas dibandingkan sebelumnya. “Permendikbudristek ini tidak hanya menangani kekerasan seksual, tetapi juga mencakup perundungan, diskriminasi, intoleransi, hingga kebijakan yang mengandung unsur kekerasan,” ungkapnya.Ia juga menyoroti bahwa kebijakan baru ini tidak hanya berlaku di lingkungan kampus, tetapi juga mencakup kegiatan eksternal seperti KKN dan magang. Perguruan tinggi mitra juga diwajibkan mendukung upaya penanganan kekerasan, dengan tetap menjaga privasi korban agar proses berjalan cepat dan tepat. Untuk memperkuat penanganan kasus, Satgas PPKPT di setiap kampus akan bermitra dengan komunitas lokal atau lembaga penegak hukum. “Jika kasus bersifat pidana, Satgas akan merujuknya kepada aparat hukum yang berwenang,” tambah Nelvidawati, Tim Satgas ITP. Kemendikbudristek menargetkan seluruh perguruan tinggi sudah memiliki Satgas PPKPT pada tahun 2025. Target ini menjadi langkah besar menuju kampus yang aman dan bebas dari segala bentuk kekerasan, mendukung terciptanya lingkungan pendidikan yang kondusif bagi semua pihak. Kegiatan ini dihadiri perwakilan dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa. Sebagai tindak lanjut, ITP akan membuka rekrutmen anggota Satgas PPKPT untuk memperkuat implementasi regulasi di kampus. Langkah ini disambut positif oleh peserta yang hadir. Melalui sosialisasi ini, ITP menunjukkan komitmennya untuk terus beradaptasi dengan regulasi pemerintah. Pembentukan Satgas PPKPT menjadi bukti nyata bahwa kampus memiliki peran strategis dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan berintegritas tinggi. Created By Widia/Humas   ...
15 November 2024 #dosen #institut-teknologi-padang #mahasiswa #publikasi #webometrics

ITP Gelar Laporan Akhir Program Kerja 2024, Fokus pada Akreditasi dan Peningkatan Layanan Akademik

Institut Teknologi Padang (ITP) menggelar kegiatan Laporan Akhir Program Kerja Tahun 2024, dalam rangka melakukan review dan evaluasi program kerja yang melibatkan seluruh program studi, unit, lembaga, fakultas, dan rektorat. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menyesuaikan program kerja dengan instrumen akreditasi dan Memorandum Akhir Jabatan Rektor ITP Periode 2020-2024. Kegiatan evaluasi ini berlangsung pada Sabtu, 9 November 2024, bertempat di Ruang Sidang Utama Gedung D Kampus 1 ITP. Kegiatan ini dihadiri oleh Rektor ITP, Dr. Ir. H. Hendri Nofrianto, M.T., IPM, beserta jajarannya, serta tim perumus program kerja ITP untuk tahun 2024. Kehadiran seluruh unsur pimpinan dan perumus program kerja menunjukkan keseriusan dalam mencapai tujuan evaluasi ini. Rektor ITP, Dr. Hendri Nofrianto, dalam sambutannya menekankan pentingnya kegiatan pelaporan program kerja yang dilakukan secara transparan dan akuntabel. Menurutnya, evaluasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh program kerja yang dirancang oleh komunitas akademik di ITP dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana strategis yang telah disusun sebelumnya, serta mendukung pencapaian visi dan misi kampus.Pada sesi pertama, seluruh Ketua Program Studi (Ka. Prodi) di ITP diberikan kesempatan untuk memaparkan laporan program kerja yang telah dilaksanakan. Beberapa hal yang disoroti dalam laporan tersebut antara lain kegiatan pembelajaran, riset dan penelitian, pengabdian masyarakat, serta kegiatan kemahasiswaan yang telah terealisasi dengan baik di masing-masing prodi selama tahun 2024. Selain itu, setiap Ka. Prodi juga menyampaikan pencapaian prestasi dan evaluasi program kerja yang telah dilakukan. Para pimpinan dan tim perumus memberikan masukan yang konstruktif dan menegaskan bahwa setiap program kerja yang dilaksanakan harus sejalan dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi, agar dapat berkontribusi terhadap kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang kini menjadi fokus utama pendidikan tinggi di Indonesia. Sesi kedua laporan melibatkan Kepala Bagian Unit Pelaksana Teknis (UPT) Laboratorium dan Kepala Unit Pelayanan Administrasi dan Akademik yang ada di ITP. Seluruh Kepala Unit ini memaparkan capaian kinerja dan realisasi program kerja mereka selama tahun 2024. Paparan ini memberikan gambaran yang jelas tentang seberapa efektif program-program tersebut dilaksanakan dan apa yang masih perlu diperbaiki.Pimpinan ITP dan tim perumus memberikan apresiasi terhadap capaian yang telah diraih, namun juga menekankan perlunya perbaikan yang berkelanjutan, terutama dalam aspek pelayanan administrasi dan akademik. Para Kepala Unit diminta untuk lebih fokus dalam meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan kepada mahasiswa, agar seluruh proses akademik berjalan lebih lancar dan transparan. Selama penyampaian laporan, berbagai tantangan dan kendala yang dihadapi oleh masing-masing unit juga dibahas secara mendalam. Beberapa Kepala Unit mengungkapkan kesulitan dalam penyerapan anggaran dan pelaksanaan program, serta meminta saran dan arahan dari  Pimpinan dan tim perumus untuk rekomendasi program kerja di masa mendatang. Hal ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi perumusan kebijakan yang lebih baik. Salah satu sorotan utama dalam evaluasi ini adalah pentingnya penyesuaian program kerja dengan anggaran yang tersedia. Pimpinan ITP menegaskan bahwa seluruh program kerja yang diusulkan harus realistis dan dapat dilaksanakan dengan baik, dengan mempertimbangkan alokasi anggaran yang tepat agar tidak ada pemborosan. Evaluasi anggaran juga menjadi hal yang krusial dalam mencapai tujuan pembangunan kampus yang berkelanjutan.Di akhir kegiatan, Rektor ITP berharap agar hasil dari evaluasi ini dapat menjadi landasan untuk memperbaiki dan mengembangkan program kerja di masa yang akan datang. Harapannya, setiap unit dan prodi di ITP dapat beradaptasi dengan perkembangan dan kebutuhan dunia pendidikan yang semakin dinamis, serta terus mendukung pencapaian akreditasi yang lebih baik dan peningkatan kualitas layanan pendidikan. Melalui kegiatan laporan program kerja ini, ITP berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan dan pengelolaan program akademik serta non-akademik. Dengan adanya perbaikan yang sistematis, diharapkan ITP dapat semakin maju dalam menciptakan lulusan yang berkualitas dan siap menghadapi tantangan global, serta mewujudkan visi menjadi perguruan tinggi unggul di Indonesia.     Created By Widia/Humas ...
09 November 2024 #institut-teknologi-padang #kegiatan #publikasi #webometrics

ITP dan PT. TOA Jepang Bersinergi Kembangkan Inovasi Sistem Peringatan Dini Berbasis Hexacopter untuk Mitigasi Bencana

Institut Teknologi Padang (ITP) baru-baru ini menggelar diskusi penting dengan perusahaan PT. TOA Jepang melalu Program Studi (Prodi) Teknologi Rekayasa Instalasi Listrik (TRIL) mengenai potensi penggunaan teknologi Hexacopter untuk mitigasi bencana. Pertemuan ini menjadi momen penting untuk mengembangkan riset dan inovasi di bidang teknologi Hexacopter sebagai sistem peringatan dini (early warning system) untuk bencana alam. Diskusi yang berlangsung via daring pada Jumat (08/11) ini dihadiri oleh Ketua Prodi D4 Teknologi Rekayasa Instalasi Listrik, Asnal Effendi, S.T., M.T., IPM, ASEAN. Eng, bersama salah seorang dosen Prodi D4 TRIL ITP, Al, M.T. Diskusi berlangsung produktif antara pihak ITP dan PT. TOA Japan serta PT. Galva Prima Karya, yang diwakili oleh Heru Susanto dan timnya, membahas potensi aplikasi teknologi Hexacopter. Ka.Prodi D4 TRIL ITP yang memimpin diskusi, menjelaskan potensi besar Hexacopter dalam melakukan pemantauan kawasan rawan bencana seperti banjir, longsor, atau kebakaran hutan. Dengan kemampuan terbangnya yang lincah dan jangkauan yang luas, Hexacopter dapat mengakses area yang sulit dijangkau oleh metode konvensional, seperti daerah terisolasi atau wilayah dengan infrastruktur terbatas. "Hexacopter yang dilengkapi dengan teknologi canggih dapat memantau dan memberikan peringatan dini kepada masyarakat serta instansi terkait. Teknologi ini juga dinilai lebih efisien dan efektif daripada metode konvensional dalam mitigasi bencana ," ujarnya. Salah satu topik utama dalam diskusi adalah bagaimana Hexacopter dapat dilengkapi dengan berbagai sensor dan perangkat pendeteksi bencana. Sistem ini diharapkan mampu memberikan informasi real-time yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan cepat dalam merespons bencana alam yang terjadi. PT. TOA Jepang, sebagai perusahaan teknologi terkemuka, menunjukkan minat besar dalam berkolaborasi untuk mengembangkan teknologi ini. Dengan dukungan dari PT. TOA Jepang, ITP berharap dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan Hexacopter sebagai alat untuk mitigasi bencana. Kolaborasi ini tidak hanya akan menguntungkan ITP, tetapi juga masyarakat luas yang dapat merasakan manfaat dari sistem peringatan dini yang lebih akurat dan cepat. Penelitian ini diharapkan dapat mengurangi risiko bencana yang mengancam keselamatan dan harta benda. Hexacopter yang dibahas dalam diskusi ini dapat dilengkapi dengan berbagai sensor, seperti sensor suhu, kelembapan, serta kamera pemantau yang mampu mendeteksi pergerakan tanah atau potensi kebakaran. Dengan kemampuan terbang dan menjangkau area yang sulit dijangkau, Hexacopter berpotensi menjadi solusi efektif untuk pemantauan bencana di daerah terpencil. Selain membahas teknologi, diskusi ini juga mengangkat isu penting mengenai pentingnya kolaborasi antara dunia akademik dan industri. "Dengan bekerja sama, kami dapat menghasilkan solusi teknologi yang aplikatif dan dapat segera diterapkan di lapangan," kata Al, M.T., dosen Prodi D4 TRIL ITP yang turut serta dalam pembahasan. Kolaborasi ini membuka peluang untuk riset yang lebih aplikatif dan berorientasi pada kebutuhan industri. Dalam kesempatan tersebut, ITP juga menunjukkan komitmennya untuk terus mengembangkan riset dan inovasi yang tidak hanya berbasis teknologi, tetapi juga berorientasi pada keberlanjutan dan keselamatan masyarakat. Hal ini sesuai dengan visi ITP untuk menghasilkan penelitian yang dapat memberikan dampak positif langsung bagi masyarakat, terutama dalam hal mitigasi bencana. Dengan adanya kolaborasi ini, ITP berkomitmen untuk menjadi pusat riset unggulan dalam bidang teknologi, khususnya yang berhubungan dengan mitigasi bencana dan keselamatan masyarakat. Kerja sama ini juga diharapkan dapat membuka lebih banyak peluang untuk pengembangan riset yang berbasis pada teknologi terkini dan aplikatif bagi masyarakat Indonesia.   Created By Widia/Humas   ...
08 November 2024 #fakultas-vokasi #kerja-sama #penelitian #publikasi #teknologi-rekayasa-instalasi-listrik #webometrics

Pererat Kerja Sama Akademik, ITP dan ITB Jajaki Kolaborasi untuk Pengembangan Keilmuan di Bidang Teknik Lingkungan

Rektor Institut Teknologi Padang (ITP), Dr. Ir. Hendri Nofrianto, M.T., IPM, baru-baru ini menerima kunjungan penting dari Delegasi Program Studi Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr. Benno Rahardyan, ST., M.T, pada Jumat (08/11). Kunjungan ini dihadiri pula oleh Ketua Prodi Teknik Lingkungan ITP, Dr. Herix Sonata MS, M.Si. Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat kerjasama antar perguruan tinggi dalam bidang pendidikan dan penelitian. Kunjungan yang berlangsung di ruang Rektor ITP ini disambut dengan antusiasme tinggi oleh pihak ITP. Dr. Hendri Nofrianto dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran delegasi dari ITB. Beliau juga menegaskan pentingnya kolaborasi antar perguruan tinggi untuk memajukan pendidikan teknik, terutama dalam bidang lingkungan yang kini semakin relevan dengan tantangan global. Selama pertemuan, kedua belah pihak membahas berbagai peluang kerjasama, terutama dalam penelitian dan pengembangan program studi. Dr. Hendri menyampaikan bahwa ITP berkomitmen untuk terus mengembangkan kualitas pendidikan di bidang teknik lingkungan, dengan mengadopsi praktik terbaik yang ada di perguruan tinggi ternama seperti ITB. Hal ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi kemajuan kampus dan masyarakat. Dr. Herix Sonata, Ketua Prodi Teknik Lingkungan ITP, juga turut menekankan pentingnya sinergi dengan ITB dalam meningkatkan kualitas akademik. Menurutnya, kerjasama ini akan membuka peluang bagi mahasiswa dan dosen ITP untuk terlibat dalam penelitian bersama yang dapat memperkaya pengetahuan serta pengalaman di dunia teknik lingkungan. Kunjungan dari ITB ini juga menjadi momentum penting untuk membahas pengembangan kurikulum yang lebih relevan dengan kebutuhan industri dan masyarakat. Sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan daya saing lulusan, kedua pihak sepakat untuk terus melakukan evaluasi dan pembaruan kurikulum agar lebih adaptif dengan perkembangan zaman. Hal ini diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap menghadapi tantangan di bidang teknik lingkungan. Selain itu, pembahasan mengenai program magang dan pertukaran mahasiswa juga menjadi fokus utama dalam pertemuan ini. Kedua belah pihak sepakat untuk menjajaki kemungkinan program-program tersebut yang dapat memberikan pengalaman langsung bagi mahasiswa di lapangan. Program ini diyakini akan membantu memperkaya kompetensi mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja yang semakin kompetitif. Di samping itu, kolaborasi dalam pengembangan fasilitas riset juga menjadi topik yang cukup menarik. Kedua universitas sepakat untuk melakukan pertukaran fasilitas laboratorium dan alat riset guna mendukung proyek-proyek penelitian yang lebih besar. Dengan adanya fasilitas yang memadai, diharapkan penelitian-penelitian yang dilakukan dapat menghasilkan solusi konkret bagi permasalahan lingkungan yang sedang dihadapi Indonesia. Dalam kesempatan yang sama, pihak ITB juga menyampaikan apresiasi terhadap perkembangan yang telah dicapai oleh ITP, khususnya dalam bidang teknik lingkungan. Mereka mengungkapkan keyakinannya bahwa kerjasama ini akan membuka banyak peluang bagi kedua belah pihak untuk saling belajar dan berkembang. Dalam konteks ini, jaringan akademik yang lebih luas akan terbangun, memberikan keuntungan bagi kedua institusi. Di akhir pertemuan, Dr. Hendri Nofrianto berharap kunjungan ini menjadi awal dari berbagai program kolaboratif yang bermanfaat bagi kedua institusi. Beliau juga mengajak seluruh civitas akademika ITP untuk menyambut baik inisiatif ini dan berkomitmen untuk menjadikan ITP sebagai pusat keunggulan di bidang teknik lingkungan. Kerjasama ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang luas bagi pendidikan tinggi di Indonesia. Melihat potensi kerjasama yang sangat besar ini, banyak pihak berharap kunjungan ini tidak hanya berhenti pada pertemuan formal. Kolaborasi yang terbina antara ITP dan ITB diharapkan dapat berkembang lebih lanjut dan menciptakan inovasi-inovasi yang berguna bagi pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Dengan adanya sinergi ini, diharapkan kualitas pendidikan tinggi Indonesia semakin dapat bersaing di tingkat global.     Created By Widia/Humas ...
08 November 2024 #fakultas-teknik #kerja-sama #pendidikan #penelitian #publikasi #teknik-lingkungan #webometrics