Institut
Teknologi Padang (ITP) melakukan berbagai hal untuk meningkatkan inovasi dan
kreativitas mahasiswa sebagai bagian dari komitmen dari visi World Class
University salah satunya adalah turut serta dalam Program Kreativitas Mahasiswa
(PKM) yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen
Diktiristek) Tahun 2023. Salah satu bentuk dukungan yang diberikan ITP
adalah menggelar pendampingan untuk proses unggah proposal PKM di Aula
Gedung D Kampus I ITP pada 03 Maret 2023.
Upaya
menumbuhkan kreativitas dan inovasi mahasiswa merupakan bagian peningkatan soft
skill dan kompetensi mahasiswa Indonesia yang sejalan dengan program Merdeka
Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dalam membentuk karakter dan keterampilan
berpikir serta bertindak mahasiswa. Sebagai salah satu Perguruan Tinggi
yang berpartisipasi ITP memberikan respon positif baik dari kalangan
mahasiswa maupun Pimpinan Perguruan Tinggi.
Ditemui
secara langsung, Saiyidinal Fikri, M.T. menyampaikan apabila tahun
ini, PKM-K masih menjadi primadona pilihan Mahasiswa ITP “ Minat Mahasiswa
terhadap kewirausahaan sangat tinggi. Adanya program ini tentu akan semakin
meningkatkan potensi dan jiwa kewirausahaan bagi mahasiswa," ungkap Kepala
Biro BIKMA dan Pusat Karir ITP.
Fikri
menambahkan harapannya tahun ini tentunya proposal yang telah diupload bisa
lolos seleksi Kemenristek-Dikti dan mendapatkan hibah pendanaan. Sehingga hal tersebut
nantinya akan mampu memacu Mahasiswa aktif berpartisipasi, serta nantinya mampu
menularkan ilmu dan pengalamannya kepada Mahasiswa lainnya tambahnya.
Salah
satu mahasiswa yang mengikuti program ini adalah Roid Pratama, ia mengungkapkan
bahwa PKM memiliki peran penting dalam meningkatkan kreativitas dan kemandirian
mahasiswa dalam mencari ilmu. Selain itu menurut Roid PKM memberikan wawasasan
dan pengalaman baru dalam mengerjakan sebuah kegiatan atau proyek.
“Hal
ini dikarenakan dalam proses pengerjaan PKM mahasiswa dituntut untuk menjadi
pribadi yang mampu berfikir kreatif dan menjunjung tinggi nilai
kerjasama, kepedulian, kerja keras. Manfaat lain yang dapat kami rasakan adalah
mengasah kemampuan komunikasi baik itu komunikasi antar sesama tim, maupun komunikasi
kepada dosen pembimbing," jelas Roid.
Dengan
judul "Kulit Durian Terinovasi" yang masuk dalam bidang PKM-K, Roid
menyampaikan idenya berawal dari pemilihan tema limbah, sehingga ia bersama
teman-teman memiliki ide untuk mengolah limbah kulit durian menjadi suatu produk
berupa keripik. Roid bersama rekan timnya Gina dan Zukri menyampaikan
harapannya untuk bisa lulus hingga PIMNAS dan nantinya produk yang mereka
hasilkan bisa diproduksi dan dinikmati masyarakat.
Peran
penting PKM juga dirasakan oleh Decky seprianto, mahasiswa Jurusan
Teknik Mesin dengan judul PKM adalah BTS (Bicycle Trun Signal) Solusi Kelompok
Aman Bersepeda di Jalan Raya Dengan Light Emitting Diode yang merupakan
kategori PKM bidang PKM- Karsa Cipta.
“Menurut saya PKM adalah wadah mahasiswa
dalam memberikan solusi yang terbaik untuk kemajuan Indonesia terutama di
bidang teknologi. Selain itu PKM juga
mengasah kemampuan menulis mahasiswa untuk menuangkan ide-idenya agar dapat
menghasilkan produk yang dapat dimanfaatkan bagi masyarakat luas,” ujar Decky.
Lebih
lanjut Angga Armansyah rekan satu tim Decky menyampaikan bahwa program PKM ini
dapat mengasah kedisiplinan mahasiswa dalam mengerjakan sebuah kegiatan. Pada akhir wawancara Angga menyampaikan harapan agar kedepannya program PKM ini terus berjalan
dan dapat menampung lebih banyak lagi kreativitas dan karya mahasiswa.
Created
By Widia/Humas ...
Bertepatan dengan Puncak Dies Natalis ke-50, Institut
Teknologi Padang (ITP) memberikan penghargaan kepada dua orang mahasiswa
berprestasi. Piagam penghargaan diserahkan langsung oleh Ketua Yayasan Pendidikan
Teknologi Padang, Drs. H. Zulfa Eff Uli Ras, M.Pd dan Rektor ITP, Dr.
Ir. Hendri Nofrianto, M.T., Selasa (28/02), bertempat di Aula Kampus 1 Gedung D, lt
2, Jalan Gajah Mada Kandis Nanggalo, Padang.Dua mahasiswa ITP berhasil
menorehkan prestasi di tingkat nasional. Mereka berhasil memperoleh medali emas,perak
dan perunggu dalam Kompetisi Sains Pelajar Nasional (KSPN) Mahasiswa
Tingkat Nasional bidang Biologi dan Bahasa inggris. Kedua
mahasiswa tersebut adalah Ataya Gina Azzura peraih medali emas pada kategori
bidang Biologi dan Roid Pratama peraih medali perak pada bidang biologi
sekaligus meraih medali perunggu pada bidang Bahasa Inggris. Kompetisi Sains Pelajar Nasional (KSPN) merupakan
olimpiade individu jenjang mahasiswa tingkat nasional yang dilaksanakan secara
daring. Olimpiade yang diselenggarakan oleh PT. Gantari Competiton
tersebut terdiri dari beberapa jenjang pendidikan termasuk kategori guru serta
beberapa pilihan bidang. Di antaranya adalah Biologi, Matematika, dan Bahasa
Inggris.Menurut Gina, KSPN
merupakan event yang cukup bergengsi secara Jumlah peserta. “Hal ini karena
yang mengikuti lomba ini lumayan banyak, hampir setiap cabang lomba melampaui
100 pendaftar ditiap jenjang pendidikan,” ungkapnya.Mahasiswi Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Sipil itu menuturkan bahwa motivasi terbesarnya
dalam berprestasi adalah keinginan membanggakan kedua orang tua dan keluarga.
Gina tidak ingin menyia-nyiakan waktu saat menjadi mahasiswa oleh sebab itu ia aktif
mengikuti perlombaan.“Awalnya
sering mengikuti akun Instagram Universitas,
dan sering mengikuti kompetisi baik secara daring maupun secara luring, kalau luring
biasa saya mengikuti kompetisi yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan di
Kota Padang. Untuk Informasi KSPN
ini liat di Instagramnya PT. Gantari
Competiton, waktu itu langsung mau daftar dan ajak temen sekelas yaitu Roid,”
imbuhnya.Gina
bercerita bahwa saat mengikuti olimpiade seleksi Kompetisi Sains Pelajar
Nasional itu cukup mendebarkan, meskipun ia telah terbiasa untuk mengikuti
lomba dari bangku SMA tetapi kompetisi kali ini cukup menantang dari segi soal
dan proses pelaksaannya. Namun, menurutnya karena kompetisi dilakukan pada
periode libur semester Gina bisa konsentrasi dalam persiapan Kompetisi Sains
Pelajar Nasional serta menurutnya ini merupakan bukti dari pemanfaatan positif
dari sosial media.”Awalnya
kanget melihat jenis soal yang diberikan, namun karena memang memiliki latar
belakang pendidikan IPA dan memang suka ikut lomba jadi ketika seleksi
berlangsung, saya fokus untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan dari
ketiga bidang tersebut. Total soal yang saya kerjakan berjumlah 170 soal dalam
waktu 180 menit,” tambah Gina.Atas
penghargaan yang diberikan oleh ITP Gina turut menyampaikan ucapan terima kasih
atas dukungan dari pihak kampus. Gina menilai perhatian kampus sangat besar
terhadap pencapaiannya, ia sangat senang bahwa kampus menghargai perjuangan ia
bersama rekannya Roid.“Kedepannya
Gina ingin mencoba berbagai lomba lagi, karena sebagai penerima beasiswa saya juga
ingin terus menambah prestasi. Harapannya untuk kompetisi kedepan ada bantuan
pendampingan dan bimbingan untuk
meningkatkan skill keilmuan. Buat ITP semoga makin berkembang dan terus
berdedikasi bagi perkembangan pendidikan
Indonesia,” tutup Gina.Berbeda
dengan Gina yang telah tebiasa mengikuti lomba, Roid bercerita bahwa ini
merupakan kali pertama dia mengikuti Kompetisi Sains. Ia menyampaikan Gina
mengajaknya mengikuti kompetisi untuk mengisi liburan semester.“Saya
sangat tidak menyangka berhasil meraih medali, bahkan dua medali sekaligus. Saat
membuka pengumuman hasil seleksi kompetisi saya merasa sangat bahagia, meski
dengan latar pendidikan yang berbeda saya mampu mencetak prestasi dibidang
Biologi dan Bahasa Inggris,” ujar Roid.Roid
menambahkan setelah mengikuti serangkaian proses seleksi selama dua minggu
tepat pada tanggal 31 Januari hasil seleksi diumumkan. Berdasarkan hasil
seleksi ia bersama Gina mencoba menghubungi kampus untuk menyampaikan prestasi
yang mereka miliki.“Melalui
bapak Saiyidinal Fikri, M.T. selaku Kepala Biro BIKMA dan Pusat Karir ITP kami menginformasikan bahwa kami berhasil meraih medali dalam Kompetisi
Sains Tingkat Nasional. Beliau langsung merespon cepat dengan meminta kami
untuk mengirimkan beberapa informasi data diri dan Hasil Pengumuman Kompetisi
Sains Pelajar Nasional (KPSN) Mahasiswa Tingkat Nasional Tahun 2023,” jelasnya. Roid
juga menyampaikan ucapan terima kasih atas apresiasi dan penghargaan yang
diberikan oleh ITP. Menurutnya sebagai mahasiswa yang baru tergabung enam bulan
di ITP ia sangat salut dengan dukungan dari ITP. Lebih lanjut kedepannya dengan
adanya apresiasi ini ia semakin semangat untuk mencoba berbagai lomba lagi
termasuk jika ada kesempatan untuk mengikuti lomba pada bidang yang menjadi
fokus studinya saat ini.
Created
By Widia/Humas ...
Sebagai ungkapan rasa hormat dan terima kasih kepada pihak-pihak
yang menjadi bagian dari terbentuknya Institut Teknologi Padang, pada peringatan
Dies Natalis ke-50, Pimpinan Institut Teknologi Padang menyerahkan cendera
mata kepada Mantan Rektor, Pimpinan dan Dosen ATP/STTP/ITP, Alumni
KAT/ATP/STTP/ITP, Istri Almarhum dosen atau karyawan ITP, serta mantan karyawan
ATP/STTP/ITP. Penghargaan
ini diberikan oleh Ketua Yayasan Pendidikan Teknologi Padang,
Drs. H. Zulfa Eff Uli Ras, M.Pd dan Rektor ITP, Dr. Ir. Hendri Nofrianto,
M.T., Selasa (28/02), bertempat
di Aula
Kampus 1 Gedung D, lt 2, Jalan Gajah Mada Kandis Nanggalo, Padang.
Sebanyak 28 orang
mendapatkan cendera mata atas dedikasinya dan kerja kerasnya dalam proses
tumbuh dan kembang ITP. Alumni Kursus Ahli Teknik (KAT) yang merupakan cikal
bakal dari ITP, Ir. Syamsir Alam membagi cerita bagaimana kilas balik awal
tergabung dengan ITP yang saat itu masih berupa kursus pada tahun 1972. Syamsir
menceritakan informasi awal ia mengetahui adanya Kursus Ahli Teknik (KAT)
adalah dari rekan karyawan tempatnya bekerja di Balai Kota Padang.“Setelah menamatkan Sekolah Teknik Menengah pada
tahun 69, saya ingin melanjutkan pendidikan Insinyur
karena itu merupakan cita-cita saya. Namun karena keterbatasan biaya dan
kesulitan untuk melanjutkan pendidikan diluar pulau Sumatera saya putuskan
untuk bekerja di Balai Kota Padang karena saat itu untuk pendidikan insinyur
hanya ada dipulau jawa,” tutur Syamsir.
Syamsir berkisah bahwa ia mendapatkan informasi dari rekan karyawan yang
bekerja di Balai Kota bahwasanya telah
dibuka KAT di Kota Padang. Adanya KAT yang memiliki sasaran
menciptakan tenaga kerja siap pakai menjadi salah satu poin yang memantapkan
hati Syamsir untuk menimba ilmu di KAT Padang.
“Jauh 50 tahun silam ITP
yang saat itu masih sebuah kursus sudah memulai program tenaga kerja siap
pakai. Hal ini sama dengan program pendidikan vokasi yang saat ini dicanangkan
pemerintah, ini membuktikan bahwa dari dahulu meskipun hanya berupa kursus
namun ITP telah memiliki mental visioner,” paparnya.
Dengan sinergi yang baik
antara siswa kursus saat itu dan motivasi yang kuat dari dosen yang membentuk
pola fikir untuk terus berkembang, maka tercetuslah ide untuk menjadi sebuah
Akademi. Semangat siswa, dosen, dan civitas akademika berhasil membentuk KAT
menjadi Akademi Teknik Padang (ATP)
pada tahun 1973 hingga berhasil mendapatkan banyak mahasiswa. Hal ini juga
didukung oleh strategi promosi yang cerdas yaitu dengan mendatangi
kantor-kantor untuk mendapatkan mahasiswa.
Syamsir juga menjelaskan bahwa peran dosen saat itu
sangat besar bagi pemicu semangat mahasiswa untuk berkembang lebih baik untuk
mewujudkan ATP. Saat masih KAT ia bersama-sama teman merancang logo ATP untuk
jurusan mesin yang berawal dari cita-cita untuk kemajuan lembaga.
“Dalam logo ATP jurusan mesin terdapat 8
roda gigi mesin, sasarannya adalah 8 penjuru angin. Setelah 50 tahun berlalu
cita-cita 8 penjuru angin yang kami rancang menjadi 8 jurusan yang telah dimiliki ITP pada ulang tahun emasnya. Hal ini
sangat berkesan bagi saya karena sesuatu yang saat itu kami fikir hanyalah
impian semata berhasil diwujudkan dan ATP berhasil mendunia dengan nama yang
baru yaitu ITP,” tambah syamsir yang juga menjabat sebagai Pembina alumni ITP.
Sebagai alumni ITP memiliki
kesan mendalam bagi Syamsir, ia menilai kesuksesan ITP saat ini adalah buah
dari integritas dan dedikasi tanpa henti yang selama ini dibangun ITP baik dari
sisi Kekeluargaan, IMTAQ, dan IPTEK. Prinsip kekeluargaan ini sangat terasa
bagi Syamsir, ia menilai ITP tetap menghargai orang-orang yang berjasa bagi
perkembangan ITP.
“Satu hal yang membuat saya
sangat salut dengan ITP sekaligus membuat saya terharu, Saya bersama
teman-teman yang berasal dari 50 tahun yang lalu masih diingat dan dihargai. 50
tahun merupakan waktu yang lama, saya yakin tidak banyak lembaga yang bisa
menghargai orang-orang yang tergabung didalamnya. Menurut saya hilang ditelan
masa itu tidak ada bagi ITP,” ujar
syamsir.
Dalam hal IMTAQ ITP juga
memiliki sisi spiritual yang tinggi, ini dapat dilihat dari logo ITP yang
memiliki bulan bintang dan lirik puji syukur pada Hymne ITP. Hal lainnya dapat
dilihat dari bentuk syukur ITP dengan memberikan fokus pada pembangunan
mushalla sebagai bagian dari pembangunan. Ini merupakan bukti bahwa ITP
berorientasi untuk menghasilkan intelektual yang berdasarkan Ketuhanan. Ia juga
menambahkan keberhasilan ITP merupakan wujud dari sinergi yang baik dari sosok
yang menguasai pendidikan dan sosok yang menguasai teknik.
Pada akhir wawancara ia menyampaikan
harapannya terhadap kemajuan ITP yaitu agar ITP dapat mencapai visi nya menjadi
World Class University 2040. “ Semoga
kedepannya ITP dapat menambah Program Sarjana dan meningkatkan program menjadi
program yang lebih tinggi dengan adanya lulusan luar negeri dan sinergitas dari
seluruh pihak. Hal ini tentu akan memberikan kemudahan bagi kami yang ingin
anak dan cucu untuk melanjutkan pendidikan di ITP serta untuk mencintai kampus
ITP,” tutupnya.
Created by Widia/Humas
...
Mengusung
tema “Dedikasi Tanpa Henti”, Institut Teknologi Padang menggelar Rapat Senat
Terbuka dalam rangka Dies Natalis Ke-50 tahun di Aula Kampus 1 Gedung D,
lt 2, Jalan Gajah Mada Kandis Nanggalo, Padang (28/02). Peringatan Dies Natalis
ke-50 tahun ITP kali ini dilaksanakan dengan menggelar Rapat Senat terbuka,
Orasi Ilmiah, dan Penyerahan Perhargaan Satya Lencana Karya Satya ITP Tahun
2023.
Rapat
Senat Terbuka tersebut dibuka oleh Ketua Senat, Andi Syofian, M.T.
didampingi oleh Ketua Pembina Yayasan, Prof.H. Jalius Jama, M.Ed,
Ph.D beserta anggota, Ketua Yayasan Pendidikan Teknologi Padang, Drs. H. Zulfa
Eff Uli Ras, M.Pd beserta pengurus yayasan, Rektor ITP beserta Wakil Rektor,
jajaran Guru Besar ITP, Dekan Fakultas Teknik dan Fakultas Vokasi dan para
dosen, serta Kepala LLDIKTI Wilayah X yang diwakili oleh Analis SDM Aparatur
Ahli Madya, Febrina Fitri Dwikora, SE, M.Si.
Acara
dihadiri oleh tamu undangan yang terdiri dari mantan pimpinan ATP, STTP,
dan ITP, mantan tenaga pendidik ITP, mantan karyawan ITP, pimpinan perguruan
tinggi di Kota Padang, pengelola fakultas dan prodi, alumni, perwakilan mitra Dunia Usaha Dunia
Industri (DUDI),
dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa di Lingkungan ITP.
Dr.
Ir. Hendri Nofrianto, M.T, Rektor ITP dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada
seluruh rekan dosen, tenaga kependidikan, dan seluruh karyawan ITP atas kerja
sama dalam menjalankan tri dharma dan tugas lainnya melayani kebutuhan akademik
mahasiswa.
“Visi ITP World Class University 2040 merupakan target
bagi pencapaian-pencapaian ITP. Dengan berbagai upaya yang dilakukan civitas
akademika ITP, baik dari pembangunan secara fisik maupun sumber daya manusia. Melalui
program kerja ITP dengan menerapkan 7 Pilar Tata Kelola, selama dua tahun berturut-turut ITP berhasil masuk 200 Perguruan Tinggi yang
divitasi dari dari 4.000 Perguruan
tinggi yang ada di Indonesia melalui hibah Program Kompetisi Kampus Merdeka
(PK-KM) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dengan total besaran dana Rp. 4,3
M dan informasi terbaru pada tahun ini Teknik Geodesi Lolos Administrasi, kita
doakan semoga dapat menerima hibah untuk tahun 2023,” Imbuhnya.Di usianya yang ke-50, Hendri mengatakan bahwa
tujuan utama dari tema Effeciency-Driven University (EDU) pada Renstra ITP 2020
hingga 2024 adalah menjadikan ITP unggul
dalam tata kelola sehingga dapat berkorelasi positif pada peningkatan kualitas
pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
“Semoga usia yang ke-50 ini menjadi tahun keemasan
bagi ITP agar tetap Tumbuh, Bersinar dan menjadi Pemenang yang mampu bersaing
di tingkat Nasional maupun Internasional menuju ‘World Class University’’ dan
sebagai kado di ulang tahun emas ini, ITP berhasil mendapatkan izin prodi pasca
sarjana Teknik Sipil, yang telah berjalan 2 semester, peminatnya alhamdulillah
dengan jumlah mahasiswa 26 orang,” tutupnya.
Acara
dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Yayasan Pendidikan Teknologi Padang,
Drs. H. Zulfa Eff Uli Ras, M.Pd menyampaikan perjuangan pendirian ITP oleh para
pendiri ITP dengan komitmen untuk kemajuan perguruan tinggi baik dari
sisi akademik dan non-akademik.
"Dengan
semangat untuk kemajuan, ITP mulai melakukan perubahan dan perbaikan.
Langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan perbaikan terhadap sistem dan
manajemen di tubuh ITP, kemudian dilanjutkan dengan perningkatan sarana
dan prasarana, serta perkembangan pada institusi ITP," ujar Zulfa.
Zulfa
turut menyampaikan bahwa bagi sebuah perguruan tinggi, Dies Natalis ke-50 tahun
ini memiliki makna yang sangat penting sebab tidak hanya menjadi penanda
pertamanya usia tetapi juga menandakan tingkat kedewasaan dalam berkarya.
Dengan adanya dies natalis tentu menjadi kesempatan yang kuat untuk membuat
komitmen terhadap perubahan demi kemajuan perguruan tinggi.
"Seiring
dengan beratnya tantangan yang akan dihadapi ITP untuk masa datang, maka untuk
memimpin lembaga ini baik Yayasan dan dan ITP harus memiliki 6 kriteria yaitu
integritas dan etika yang baik, pengetahuan dan pengalaman dibidang pendidikan,
Visi jangka panjang, dan kemampuan, Berkomunikasi dan bekerjasama dengan
stakeholders, Menganalisis data dan mengambil keputusan yang tepat dan
enterpreneurship," tambahnya.
Sambutan
terakhir disampaikan oleh Analis SDM Aparatur Ahli Madya, selaku perwakilan
dari LLDIKTI Wilayah X, Febrina Fitri Dwikora, SE, M.Si. menyampaikan ucapan
selamat atas usia ITP yang telah mencapai 50 tahun dan berharap ITP bisa
terus melanjutkan fokusnya dalam penelitian dan inovasi baik dalam program
sarjana dan pascasarjana menjadi kampus yang terus menghasilkan karya-karya
yang bermanfaat bagi kemajuan bangsa."Selamat
kepada ITP yang telah mencapai usia ke-50 tahun. Usia ini merupakan emas bagi
sebuah institusi, dalam usia 50 tahun ini telah banyak pencapaian dan prestasi
yang telah dicapai ITP sebagai instansi pendidikan tinggi yang berkualitas.
Kami juga mengucapkan terimakasih atas dedikasi dan pengabdian seluruh
pihak bagi kemajuan pendidikan bangsa, kedepannya kami berharap ITP dapat
menjadi perguruan tinggi unggul dan dapat meningkatkan jumlah Doktornya untuk
menuju ITP sebagai World Class University ” ungkap Febrina.Acara
selanjutnya adalah Orasi Ilmiah yang disampaikan oleh Dr. Ade Indra, S.T.,
M.T., IPM dengan tema " Teknologi Penghalusan Ceramic Powder menuju
kualitas Sub-mikron dan Nano untuk substitusi produk impor" pada orasi
yang disampaikan terdapat poin yang disampaikan terkait tantangan dan persiapan
untuk menghadapi dunia baru pada masa mendatang, yaitu memanfaatkan modifikasi
ukuran Ceramic Powder menjadi ukuran
Nano untuk menghasilkan produk serbuk Nano-Keramik yang berkualitas tinggi.Selain
itu, ITP juga menyerahkan penghargaan Satya Lencana Karya Satya dan Lencana
Kesetiaan ITP tahun 2023 kepada dosen dan karyawan serta juga penghargaan ITP
Achievement 2023 bagi Mahasiswa/I
berprestasi. Selain itu, adanya penyerahan Cendera mata kepada Mantan Rektor,
Pimpinan dan Dosen ATP/STTP/ITP, Alumni KAT/ATP/STTP/ITP, Istri Almarhum dosen
atau karyawan ITP, dan mantan karyawan ATP/STTP/ITP.
Created
By Widia/Humas ...
Berdiri sejak tanggal 21 Februari 1973, tahun ini ITP memasuki usia emasnya yang ke-50 tahun. Usia 50 Tahun menandai kematangan ITP yang telah melahirkan tenaga kerja ahli dalam bidang keteknikan. Dalam perjalanannya ITP terus berkembang melewati beberapa perubahan yang awalnya merupakan sebuah kursus yang diberi nama Kursus Ahli Teknik (KAT) dengan dua bidang keahlian, yaitu : Keahlian Mesin dan Keahlian Sipil hingga berhasil menjadi Institut Teknologi Padang yang dikukuhkan oleh Mendiknas RI melalui Surat Kepetusan Nomor : 113/D1012002, sejak tahun 2002 hingga sekarang ITP dipercaya oleh pemerintah untuk melaksanakan proyek TDSP, Semi-QUE, PHK-A1, PHK-A2, PHK-PMP, PHK-K3-Inherent dan Hibah Kompetisi lainnya.Mendirikan sebuah perguruan tinggi, tentu tidak semudah mendirikan sebuah bangunan. Perlu proses dan perjuangan keras agar perguruan tinggi bisa terakreditasi dan diminati. Hal itu dirasakan saat awal berdirinya ITP. Semua perjuangan sudah dilakukan untuk bisa menjadi Institut seperti sekarang ini. Berawal dari sebuah institusi yang gedungnya bergabung dengan institusi pendidikan lain. Hingga berhasil menjadi salah satu perguruan tinggi yang bersaing di Sumatera Barat dengan tekad dan kepercayaan yang kuat dari para pendiri ITP.Ketua Yayasan Pendidikan Teknologi Padang Drs. Zulfa Eff Uli Ras, M.Pd mengatakan, ITP telah mengalami banyak perbaikan dan perubahan dari tahun ke tahun. Membangun sebuah perguruan tinggi, yang pertama diperlukan adalah memiliki sistem dan manajemen yang baik dalam tubuh institusi. Hal ini menjadi tantangan terbesar dalam fase awal pembangunan ITP, namun atas konsistensi dan tujuan yang sama demi kemajuan institusi beliau berhasil membangun sistem yang baik bagi seluruh civitas akademika ITP.“Dengan tekad yang kuat dari para pendiri ITP, kami berkeyakinan bahwa ITP yang saat itu masih bernama Akademi Teknik padang (ATP) mampu berkembang kearah yang lebih baik. Hal ini dimulai dengan berdirinya gedung A sebagai sarana kegiatan perguruan Tinggi,” Ujarnya.Zulfa menyampaikan selain menghasilkan sistem yang baik, izin teknis seperti izin pendirian dan operasional sebuah perguruan tinggi juga harus didapatkan. Untuk mendapatkan itu semua tidak mudah, jika tidak memiliki modal yang kuat. “Tantangan menjadi Institut adalah terus mengembangkan tenaga pendidik. Sehingga saat itu perlu Dosen yang harus memiliki ijazah S-2 dan yayasan memberikan bantuan pendidikan S-2 bagi beberapa dosen,” ujar dia.Dalam kurun waktu 20 tahun Institut Teknologi Padang berhasil meningkatkan akreditasi lembaga dan Prodi menjadi Baik Sekali serta dua Prodi dipersiapkan untuk menuju Unggul, memperoleh Hibah Kompetisi, memiliki 2 bangunan kampus, dan menjalankan program-program berkualitas demi tercapainya visi Menjadi perguruan tinggi bertaraf internasional atau "World Class University" pada tahun 2040.Zulfa menyampaikan, meski kampus yang dipimpinnya sudah dikenal banyak orang, namun perbaikan dari berbagai macam hal masih diperlukan untuk perubahan dan kemajuan ITP yang lebih baik. Lebih lanjut ia juga menyampaikan salah satu faktor penting kemajuan dari sebuah perguruan tinggi adalah memiliki Rektor yang telah memenuhi 6 kriteria.Untuk mengetahui apa saja 6 kriteria yang harus dimiliki oleh seorang rektor, selalu update dan pantau terus website ITP ya.Created By Widia/humas ...