Institut Teknologi Padang (ITP) terus perkuat eksistensinya di bidang riset dan penelitian teknologi, salah satunya pengembangan Hexacopter (pesawat tanpa awak). Menjadi salah satu penerima Program Dana Padanan (Matching Fund) Batch II 2024, Direktorat Jenderal Vokasi mengadakan Monitoring dan Evaluasi (Monev) pengembangan Hexacopter dalam Penggunaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Ruang Sidang Utama ITP, Selasa (08/10). Program ini merupakan hasil kolaborasi antara ITP dan PT. Inovasi Solusi Transportasi Indonesia (PT. Frogs Indonesia), sebuah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi transportasi inovatif. Acara dibuka oleh Dr. Ir. Nofriady Handra, M.Sc, IPM, ASEAN. Eng, APEC Eng, selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) ITP. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya sinergi antara dunia pendidikan dan industri dalam menciptakan inovasi teknologi yang relevan bagi masyarakat. "Hexacopter ini diharapkan menjadi salah satu solusi dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan permasalahan lingkungan lainnya. Harapannya dengan adanya kegiatan Monev ini, apabila terdapat kendala dan hambatan, diharapkan langkah-langkah perbaikan dan dukungan dapat disampaikan kepada tim peneliti melalui evaluasi ini," ungkapnya. Rektor ITP, Dr. Ir. H. Hendri Nofrianto, M.T., IPM, juga memberikan sambutan hangat kepada para tim penilai dari Ditjen Vokasi yang berpartisipasi dalam evaluasi ini. Beliau juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam pengembangan riset ini. ““Kami sangat berterima kasih atas kunjungan dari Ditjen Vokasi, dan saya sangat bangga dengan komitmen dan dedikasi tim peneliti Program Studi Teknologi Rekayasa Instalasi Listrik (TRIL) ITP dalam pengembangan alat ini. Kolaborasi ini sejalan dengan visi ITP untuk terus berinovasi dan menghasilkan teknologi yang relevan bagi kebutuhan masyarakat luas,” ujar beliau dalam pidato sambutan.Ir. Joko Susila, M.T, salah satu assessor dari Ditjen Vokasi, juga turut mengucapkan terima kasih atas sambutan yang hangat dari pihak ITP. Dalam kesempatan ini memperkenalkan tim penilai yang terdiri dari Ade Suryatman Margana, S.T., M.Eng sebagai reviewer, serta didampingi tiga perwakilan dari Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi (APTV) yaitu Bayu Sadewo, Heru Sriwidodo, dan Untung. Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini dilakukan untuk memotret dan mengevaluasi progres perencanaan dan pelaksanaan program pengembangan riset hingga saat ini. Beliau juga mengungkapkan, kegiatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa riset yang ada sudah sesuai dengan standar yang telah ditentukan.Sementara itu, Dr.Eng. Ir. Yusreni Warmi, S.T., M.T., IPM, selaku Wakil Rektor II ITP, menegaskan komitmen ITP dalam penelitian dan inovasi teknologi. Ia juga optimis dengan potensi keberhasilan program hibah Matching Fund ini. "Saat ini, progres matching fund sudah mencapai 60% dari aspek keuangan dan 80% dari aspek fisik. Kami berharap keberhasilan ini membuka peluang lain untuk hibah penelitian di masa depan dan memperluas inovasi teknologi," jelasnya. Program Matching Fund ITP ini digawangi oleh Tim Prodi TRIL ITP, yang diketuai oleh Drs. Al, M.T. dengan anggota Asnal Effendi, S.T., M.T., IPM, ASEAN. Eng, Aswir Premadi, M.Sc, dan Ir. Andi Syofian, S.T., M.T., IPM, serta Dasman, M.T., menjelaskan bahwa pengembangan Hexacopter untuk Modifikasi Cuaca dimulai dengan merancang drone menggunakan perangkat lunak CAD dan pemodelan 3D. Proses ini dilanjutkan dengan perakitan drone dari komponen-komponen yang disiapkan secara teliti. Tahap berikutnya adalah pengujian menyeluruh untuk memastikan semua komponen berfungsi dengan baik sebelum drone diintegrasikan dengan modul TMC. Modul TMC ini akan berfungsi sebagai alat penyemai awan, yang diharapkan mampu mempengaruhi pola cuaca dan membantu upaya mitigasi perubahan iklim di berbagai wilayah Indonesia. Selain pengembangan teknologi drone dan modul TMC, aspek legalitas dan regulasi juga menjadi bagian penting dari program ini. ITP dan mitra berupaya memastikan bahwa seluruh kegiatan pengembangan mengikuti standar keamanan dan regulasi yang berlaku. Progres pengembangan Hexacopter TMC saat ini mencakup pengujian, perizinan, perakitan Modul TMC, serta perancangan drone dan purwarupa Hexacopter TMC. Dengan integrasi alat penyemai awan, Hexacopter ini diharapkan mampu memberikan kontribusi signifikan dalam program modifikasi cuaca yang telah diimplementasikan di beberapa wilayah Indonesia. Sebagai luaran utama dari penelitian ini, desain Hexacopter TMC akan dipublikasikan sebagai salah satu inovasi teknologi unggulan di bidang rekayasa lingkungan. Selain itu, hasil penelitian ini juga akan disajikan dalam jurnal internasional International Journal of Power Electronics and Drive Systems (IJPEDS), menandai bahwa proyek ini tidak hanya berkontribusi bagi Indonesia, tetapi juga bagi komunitas ilmiah global. Melalui pengembangan Hexacopter TMC, ITP dan PT. Frogs Indonesia berharap dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dalam hal penanganan perubahan iklim dan mitigasi bencana. Program ini juga membuka peluang lebih luas bagi ITP untuk mendapatkan hibah penelitian lebih lanjut, sekaligus memperkuat reputasi kampus sebagai pusat inovasi teknologi. Created By Widia/Humas ...